MAKASSAR (IndependensI.com) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan jutaan sertifikat tanah secara langsung di 7 Provinsi sekaligus. Namun, untuk enam provinsi itu diwakilkan oleh beberapa menteri. Yakni Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Jambi, Provinsi Lampung, dan Provinsi Sumatera Selatan.
Mewakili Presiden Jokowi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman resmi menyerahkan 62.453 sertifikat tanah ke masyarakat Sulawesi Selatan. Acara penyerahan sertifikat dilakukan di gedung tenis indoor Telkom, jalan AP Pettarani, Makassar, Kamis (28/12/2017).
Sertifikat itu diserahkan kepada 12 perwakilan warga. 5 ribu warga yang hadir dalam acara ini berasal dari 24 kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Selatan.
“Dengan pemberian sertifikat ini, ini akan mempermudah untuk mengakses kesejahteraan petani di Sulawesi Selatan. Dengan bisa mengakses pembiayaan ke bank, sehingga pendapatan bisa meningkat,” kata Mentan Amran kepada warga Sulsel.
Mentan Amran berharap, dengan program penyerahan sertifikat tanah ini status tanah warga jelas, batasannya dan diakui negara. “Kami harap ini, tak ada lagi konflik, status tanah warga juga jelas dan diakui negara,” jelasnya.
Sementara itu, Presiden Jokowi yang menyerahkan sertifikat di Pontianak, Kalimantan Barat, merupakan pembagian terakhir sertifikat di tahun 2017. Total 1.080.000 yang dibagikan dalam acara penyerahan kali ini dari 5 juta yang ditargetkan. Untuk tahun 2017 sendiri, secara riil ada 4,2 juta sertifikat.
Ada satu juta delapan puluh ribu dari 5 juta yang ditargetkan, sedangkan yang diserahkan total ada 4,2 juta,” kata Amran Sulaiman sembari mengulang pernyataan Joko Wododo.
Selain di Makassar, penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat ini juga dilakukan di beberapa wilayah diantaranya Palu (Sulawesi Tengah), Pontianak (Kalbar), Lampung, Jambi, Surabaya (Jawa Timur), dan Palembang (Sumatera Selatan).
Acara penyerahan sertifikat ini merupakan bentuk pembuktian hadirnya pemerintah di tengah-tengah masyarakat, pahamnya pemerintah atas kebutuhan tanah oleh rakyatnya.
Di kesempatan ini juga, Mentan Amran menyebut Indonesia telah mencapai swasembada pangan khususnya beras setelah 32 tahun. Selain swasembada beras, kata Amran, saat ini Indonesia juga telah swasembada jagung.
“Dalam tiga tahun terakhir secara nasional, saat ini kita sudah mencapai swasembada pangan khususnya beras setelah 32 tahun. Swasembada pangan ini terjadi setelah bertahun-tahun Indonesia mengimpor jagung dari Argentina dan Amerika Serikat,” kata Mentan Amran.
Sulawesi Selatan pun turut berkontribusi atas swasembada jagung sejak tiga tahun terakhir karena memberikan hasil jagung yang ditanam di lahan seluas seratus ribu hektar. Jumlah keuntungannya sendiri bernilai dua triliun lebih.
“Sulsel ikut berkontribusi yang cukup besar karena ada tambahan seratus ribu hektar yang ditanam. Nilainya kurang lebih satu sampai dua triliun,” kata Mentan Amran.
Selain jagung dan beras, hasil pangan yang telah memberikan kontribusi ialah bawang merah dan cabai. Kata Mentan Amran, sudah tidak impor lagi dan memiliki nilai stabil hingga saat ini. Hal ini kemudian turut dirasakan Indonesia karena saat ini Indonesia meraih peringkat 16 dunia untuk suistainable agriculture rilisan The Economy Inteligent di Inggris.