Pasokan Beras di Halmahera Utara Terjamin. (Humas Kementerian Pertanian)

Optimistis, Pasokan Beras di Halmahera Utara Terjamin

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Aktifitas panen padi di Halmahera Utara, Prov. Maluku Utara masih belum usai. Menurut laporan tim UPSUS, Putu Artana Jaya yang juga Pasiter Kodim 1508/Tobelo, sudah 45 hektare (ha) lahan padi di desa Wonosari, Kecamatan Kao Barat yang selesai dipanen hingga Minggu (21/1/2018) pagi.

Demikian dalam keterangan pers diterima Independensi.com, Senin (22/1/2018).

Varietas Mekongga masih menjadi idola petani. Kondisi ini dimungkinkan karena areal lahan di desa Wonosari merupakan sawah irigasi teknis. “Petani sangat kompak sehingga potensi dampak serangan hama penyakit bisa diminimalisir,” ujarnya.

Berlangsungnya panen setiap hari ini membuat harapan baru di awal tahun 2018. Petani juga merasa puas karena harga beras saat ini sedikit diatas rata-rata.

Disini petani jarang ada yang menjual gabah tetapi mereka langsung menjual dalam bentuk beras. Biasanya petani menjual beras ke pedagang seharga Rp 8500-9000 per kg.

Tetapi di musim panen ini, harga beras berkisar Rp 9500-11000 per kg tergantung jenis dan mutu berasnya. Oleh karenanya para petani berharap jerih payahnya dalam menanam padi bisa dihargai sehingga mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.

Seperti diketahui, petani di desa Wonosari merupakan warga transmigrasi dari pulau Jawa sehingga mereka berharap meski tinggal di daerah terpencil, generasi penerusnya bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.

Kegiatan panen hari ini masih mendapat pengawalan dari Babinsa tani. Produktivitasnya berkisar 6-7 ton/ha dengan luas panen yang diselesaikan hari ini adalah 5 ha di areal Poktan Sumber Rejeki III.

Sementara itu, Bram Brahmantiyo, Kepala BPTP Malut menuturkan Desa Wonosari merupakan lokasi potensial untuk pengembangan padi sawah di Kecamatan Kao Barat.

Selain sawahnya subur dan irigasinya bagus, para petani di Wonosari cukup responsif dan kooperatif terhadap inovasi terbaru sehingga tidak heran jika produktivitas padi beberapa musim terakhir selalu diatas rata-rata desa lainnya.

Selama 2 tahun terakhir ini Pemerintah Provinsi dan Kabupaten juga concern terhadap peningkatan produksi padi di Halmahera Utara.

Beberapa program seperti rehabilitasi jaringan irigasi tersier, program jarwo, desa mandiri benih, dan mekanisasi digulirkan di kawasan Kao Barat.

“Apalagi ditambah pendampingan dan pengawalan dari penyuluh dan Babinsa sehingga petani merasakan dampak dari kegiatan UPSUS di Halmahera Utara,” pungkasnya.