JAKARTA (IndependensI.com) – Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk mengembangkan teknologi pengolahan tambang non-merkuri dengan melibatkan universitas di daerah tambang tersebut.
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe di Jakarta, Senin (05/02/2018), mengatakan salah satu pengembangan teknologi tersebut saat ini sedang dilakukan di Provinsi Maluku, bekerja sama dengan Universitas Pattimura.
“Dua tahun yang lalu beliau (Wapres) meminta saya untuk mengembangkan teknologi pengolahan emas non-merkuri, karena pertambangan rakyat kan selama ini disinyalir merusak lingkungan karena menggunakan merkuri,” kata Jumain seusai bertemu Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (05/02/2018).
Pengembangan teknologi tersebut dilakukan bekerja sama dengan Universitas Pattimura dan saat ini sudah diimplementasikan di Pulau Buru, yang per harinya dapat memproduksi sekitar empat ton.
“Itu cukup untuk skala masyarakat, jadi harapan kami kalau ini bisa dikembangkan ke depan, maka pertambangan di Indonesia bisa dilakukan oleh rakyat. Selama ini kan pertambangan itu 95 persen dilakukan oleh perusahaan besar,” jelasnya.
Rektor Universitas Pattimura, Marthinus Johanes Saptenno, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, mengatakan Wapres sangat mendorong universitas di daerah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah.
Universitas Pattimura, sebagai satu-satunya kampus negeri di Maluku, diharapkan dapat menjadi lembaga yang mendorong aktif pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku.
“Tadi beliau (Wapres) menyarankan supaya kita kembali menghidupkan potensi yang pernah ada di Maluku, seperti cengkeh dan pala, itu harus kita kembangkan lagi,” ujar Marthinus.(BM/ant)