- BEKASI (IndependensI.com)- Sesuai penataan kota, sebenarnya tidak ada lagi lahan pertanian di Kota Bekasi. Namun, pemerintah harus hadir disemua lini masyarakat. Kemudian lahan-lahan yang belum dimanfaatkan dapat dipakai buat pertanian.
Ungkapan itu disampaikan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat panen raya bersama unsur Tiga Pilar Kecamatan Medan Satria
Kota Bekasi, kemarin.Rahmat bersama aparat lainnya melakukan panen raya bersama di Jalan Mawar Satu, Kali Baru, Kecamatan Medan Satria di atas lahan seluas 1,5 hektare.
“Memang sesuai dengan penataan kota, sudah tidak ada lagi wilayah pertanian namun Pememerintah Kota Bekasi harus hadir di semua lini masyarakat,” katanya.
Dalam rencana tata ruang dan ruang wilayah (RTRW) memang tidak ada lagi lahan pertanian, tapi banyak lahan yang tidak terpakai dan dapat dimanfaatkan, diantaranya tanah Trans Studio di Kecamatan Jatiasih, di Bekasi Utara, Mustika Jaya dan Medan Satria, ujar Rahmat.
“Harusnya kita siapkan APBD untuk membantu bibit dan perawatanya. Karena jika warga sejahtera maka baru di katakan pemerintahan yang berhasil,” paparnya.
Ia menjanjikan tahun 2019, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi dapat menganggarkan alokasi APBD sekitar Rp 2 miliar untuk pengembangan pertanian.
“Harusnya dinas ini tanggap, membantu warganya yang saat ini memiliki usaha di bidang pertanian. Untungnya TNI sudah melakukan, tapi harusnya pemerintah dulu, ” ungkapnya.
Di lokasi yang sama Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi Momon Sulaeman mengatakan bahwa saat ini di Kota Bekasi sudah ada sekitar 350 kelompok tani yang sehari-hari menggarap lahan pertanian. Dan pada 2019 pihaknya berjanji akan membantu petani dalam hal alat dan bibit.
“Kita akan anggarkan, bahkan saya sudah komunikasi dengan ratusan kelompok tani yang ada di Kota Bekasi. Kita akan bantu pendaan dalam pengolahan pertanian di tengah mota,” katanya.(jonder sihotang)