JAKARTA (Independensi.com) – PT Hotel Indonesia Natour (Persero) mencetak laba pada 2017 sebesar Rp9 juta setelah merugi dalam tiga tahun sebelumnya.
Direktur Utama Hotel Indonesia Natour (HIN) Iswandi Said dalam konferensi pers tentang kegiatan “Medan KulineRUN” di Jakarta, Kamis (1/3/2018), mengatakan laba tersebut memang masih kecil namun pihaknya mampu keluar dari daftar BUMN yang merugi mengingat pada 2015 kerugian mencapai Rp140 miliar.
“Hasil 2017 kemarin sudah positif lagi, meskipun cuma Rp9 juta. Tapi, yang jelas kita bukan termasuk BUMN yang merugi,” katanya.
Ia memaparkan saat dirinya bergabung pada 2015, HIN membukukan kerugian sebesar Rp140 miliar, kemudian pada 2016 kerugian bisa diturunkan menjadi Rp89 miliar.
Pada 2017, HIN melakukan banyak pembenahan baik renovasi kamar maupun peningkatan pelayanan hingga akhirnya bisa menutup semua kerugian.
Menurut Iswandi, laba perseroan sebenarnya bisa lebih besar lagi jika tidak terjadi bencana erupsi Gunung Agung di Bali yang membuat seluruh sektor pariwisata lumpuh dari November sampai Desember 2017.
Apalagi, HIN memiliki tujuh hotel di Bali sehingga dampak bencana tersebut terhadap tingkat hunian amat signifikan.
“Erupsi datang November, antusiasme kamar sampai 5.000 kamar hotel hilang sampai Desember. Tapi sekarang sudah mulai membaik karena justru Januari biasanya ‘low season’, orang-orang yang kemarin tertahan mulai berdatangan,” kata dia.
Ia menambahkan tingkat hunian hotel secara konsolidasi pada 2017 bisa mencapai 75 persen, meningkat dari 2017 yang sebesar 69 persen dan 62 persen pada 2017.
“Insya Allah bisa tercapai karena Grand Inna yang di Bali itu okupansinya bisa 80 sampai 90 persen,” kata Iswandi. (ant/eff)