JAKARTA (IndependensI.com) – Arab Saudi untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah lomba lari maraton untuk perempuan. Kejuaraan itu semakin menegaskan reformasi sosial di kerajaan Islam konservatif itu.
Ratusan orang atlet putri, yang mengenakan baju Muslim, adu cepat dalam lomba yang digelar di Al-Ahsa, Sabtu (3/3/2018).
“Tujuan maraton ini adalah mempromosikan olahraga lari dan memperkenalkan konsep olahraga untuk semua orang, untuk gaya hidup yang lebih sehat,” kata salah satu anggota panitia penyelenggara, Malek al-Mousa, seperti dikutip Al-Arabiya.
Kejuaraan ini diselenggarakan setelah Riyadh untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah lomba lari separuh maraton pada Februari 2018. Tidak sedikit warga Saudi yang mengeluh di media sosial tentang tidak adanya peserta perempuan di ajang internasional itu.
Otoritas olahraga Saudi akan menyelenggarakan maraton putri lain di kota suci Mekkah pada 6 April 2018, kata surat kabar pro-pemerintah Okaz.
Belakangan ini, seiring mencuatnya Pangeran Mohammed bin Salman, Arab Saudi mulai berubah dari kerajaan ultra-konservatif menuju negara modern. Sang putra mahkota mendorong reformasi di berbagai bidang termasuk memperbolehkan perempuan mengemudikan mobil. Dia juga memperbanyak pejabat sipil di lingkungan pemerintahan.
Bulan lalu, otoritas hiburan umum Saudi mengatakan akan menggelar lebih dari 5.000 festival dan konser sepanjang 2018. Jumlah itu kira-kira dua kali lipat dibanding tahun lalu. Riyadh menargetkan pemasukan sekitar US$64 miliar dari sektor hiburan dalam satu dasawarsa mendatang.
Pemerintah Saudi terus mencari sumber pendapatan lain sebagai alternatif minyak yang akan habis. Arab Saudi menyadari bahwa mereka tidak bisa lagi mengandalkan hasil tambang itu jika ingin bertahan. Saudi juga terinspirasi dari negara tetangganya seperti Qatar dan Uni Emirat Arab yang meraih pendapatan dari sektor hiburan, pariwisata, dan olahraga.