JAKARTA (Independensi.com) – Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang sejak jauh hari telah digadang-gadang ikut mencalonkan diri menjadi presiden 2019 mendatang akhirnya mendaftar menjadi calon Presiden atau calon wakil Presiden lewat Partai Gerindra. Menariknya Gatot Nurmantyo mendaftar sebagai calon presiden dan wakil presiden Partai Gerindra.
Secara kasat mata, artinya, Gatot Nurmantyo bisa menjadi calon presiden atau bisa juga menjadi wakil presiden. Intinya, akan ada duet Prabowo Subianto-Gatot Nurmantyo. Sebab, belum lama ini kader Gerindra sudah mencalonkan Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2019, tetapi Partai belum resmi mendeklarasikan.
Kabarnya Partai Gerindra akan mendeklarasikan Prabowo Subianto menjadi calon presiden awal April mendatang. Tentu banyak banyak analisis tentang maju atau tidaknya Prabowo di Pilpres 2019. Kehadiran Gatot Nurmantyo menjadi salah satu indikasi bahwa ada kemungkinan Prabowo Subianto tidak maju sebagai Capres 2019.
Meskipun banyak lembaga survei yang menempatkan Prabowo Subianto sebagai salah satu kandidat yang kuat untuk Pilpres 2019, tetapi masuknya Gatot Nurmantyo sebagai calon presiden dan wakil presiden merupakan sinyal kuat bahwa Prabowo tidak maju di Pilpres 2019. Duet Prabowo-Gatot Nurmantyo juga dinilai tidak memiliki nilai jual dalam Pilpres 2019. Apalagi blunder Prabowo dalam pernyataannya Indonesia bubar 2030 dengan alasan yang tidak rasional. Pernyataan Prabowo itu jelas menunjukkan kualitasnya sebagai Capres 2019 yang makin diragukan.
Suka atau tidak, pernyataan itu sangat memalukan, tidak rasional dari seorang Capres tahun 2019. Sekalipun kader atau para pendukungnya sibuk untuk menjelaskan apa yang dimaksudkan Prabowo, namun karena sumber pernyataan itu adalah fiktif atau cerita novel, maka tetap saja sangat merugikan, paling tidak telah merusak citranya.
Berbagai kalangan menilai bahwa elektabilitas Prabowo Subianto semakin menurun. Kalaupun maju sebagai Capres 2019 tidak akan terpilih. Faktor lain juga sangat merugikan Prabowo yakni sikap beberapa orang dekatnya yang selama ini selalu nyinyir dan tidak menunjukkan kualitas sebagai anggota dewan ataupun tokoh Partai Gerindra yang berwibawa.
Wajar jika timbul pertanyaan di masyarakat. Benarkah Gatot Nurmantyo yang akan diusung Partai Gerindra sebagai Capres 2019 menggantikan Prabowo Subianto? Hal itu sekaligus mengkonfirmasi bahwa Prabowo telah lelah sebagai Capres dan Cawapres sejak 2004 silam. Benarkah Prabowo Subianto hanya sebagai penentu strategi untuk memenangi Pilpres 2019? Akan ada waktu yang menjawab semua itu. Karena untuk maju atau tidaknya tentu ada kalkulasi dan strategi, dan hasil akhirnya diprediksi seperti apa? Setelah itu baru ditentukan maju atau tidak Prabowo pada Pilpres 2019.
Membangun Komunikasi
Terkait sinyal Prabowo tidak maju di Pilpres 2019 dengan mendaftarnya mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo sebagai Capres Gerindra, Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menyatakan belum mengetahui kalau mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mendaftar sebagai calon presiden atau calon wakil presiden ke Partai Gerindra.
“Soal calon Presiden, pembahasan di internal Partai Gerindra sudah selesai, akan mengusung Pak Prabowo. Saat ini Partai Gerindra sedang mencari waktu yang tepat untuk mendeklarasikan Pak Prabowo sebagai calon presiden,” kata Ahmad Riza Patria, di Jakarta, Sabtu (24/3/2018).
Menurut Riza Patria, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, banyak bertemu dengan tokoh-tokoh nasional dari lintas bidang, dalam membangun komunikasi untuk membicarakan solusi dari persoalan bangsa dan negara.
Prabowo Subianto, kata dia, juga bertemu dengan Gatot Nurmantyo, yakni membicarakan persoalan bangsa dan negara. Pertemuan Prabowo dengan tokoh-tokoh nasional lintas bidang, kata dia, biasanya membicarakan bagaimana membangun bangsa dan negara ke depan, dengan mencari solusi dari persoalan bangsa yang ada sekarang. “Pada pertemuan antara Pak Prabowo dengan Pak Gatot Nurmantyo, saya tidak tahu persis apa yang dibicarakan, karena tidak ikut dalam pertemuan tersebut,” katanya.
Ketika ditanya soal calon wakil presiden dari Partai Gerindra, Riza Patria mengatakan, Partai Gerindra masih terus membangun komunikasi dengan partai-partai politik lainnya, termasuk membicarakan calon wakil presiden.
Soal calon wakil presiden dari partai politik, menurut dia, semua partai politik yang sedang membangun komunikasi dengan Partai Gerindra sudah memiliki nama untuk diusung sebagai calon wakil presiden dari internal partai tersebut.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini mencontohkan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki sembilan nama bakal calon presiden atau calon wakil presiden, Partai Amanat Nasional (PAN) mengusung nama ketua umumnya Zulkifli Hasan, serta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung nama ketua umummya Muhaimin Iskandar.
Partai Demokrat, kata dia, juga kemungkinan mengusung nama putra ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono.
Kemudian, nama-nama bakal calon presiden dari luar partai politik, menurut Riza, sudah mulai disebut-sebut nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. “Soal nama-nama bakal calon wakil presiden itu, akan dibicarakan Partai Gerindra dengan partai-partai lainnya untuk dicapai kesepakatan,” katanya.
Pembicaraan soal figur calon wakil presiden, menurut dia, juga akan membahas soal kriteria sehingga dapat mengerucut pada satu nama.
Sebelumnya, Kamis (22/3/2018), politisi Partai Gerindra, Muhammad Syafi’i atau Romo, mengatakan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah berkunjung ke Partai Gerindra, bertemu dengan Prabowo Subianto, dan pada pertemuan tersebut Gatot menyakan siap untuk diusung sebagai calon presiden dari Partai Gerindra. (dari berbagai sumber/kbn)