Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, di Jakarta, Kamis (5/4/2018). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Pertemuan Tertutup Prabowo dan Luhut Panjaitan. Ada Apa?

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pertemuan tertutup dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di restoran Jepang, Sumire, Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (6/4/2018) selama 1,5 jam.

Luhut datang lebih awal, yakni sekitar pukul 12.45 WIB, dengan mengenakan kemeja warna putih dan ditemani ajudannya.

Pensiunan jenderal bintang empat TNI AD itu langsung berjalan menuju ke salah satu ruangan di restoran khas Jepang ini.

Sekitar pukul 13.05 WIB, Prabowo datang dengan mengenakan kemeja khasnya berwarna putih keabu-abuan dan ditemani empat ajudan.

Prabowo sempat sejenak berhenti di depan pintu masuk restoran untuk meladeni permintaan foto beberapa tamu restoran.

Setelah itu, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) tersebut langsung menuju ke ruangan tempat Luhut sudah menunggu.

Belum diketahui pasti topik pembicaraan keduanya. Ajudan Luhut dan Prabowo pun menunggu di tempat yang berbeda di dalam restoran Jepang itu.

Prabowo sempat terlihat meminta kopi yang kemudian dibawakan oleh ajudannya dengan menggunakan termos. Petugas restoran pun mengambilkan cangkir yang digunakan untuk wadah kopi Prabowo.

Dalam pertemuan tertutup di sebuah ruangan di restoran itu, sesekali terdengar suara tawa dari Prabowo maupun Luhut.

Mereka berdua keluar bersamaan dari dalam restoran sekitar pukul 14.30 WIB. Keduanya sempat berbincang di depan restoran sebelum akhirnya berjalan secara terpisah.

Prabowo yang ditemani empat ajudannya berjalan menuju lift, sementara Luhut bersama seorang ajudannya menuruni anak tangga menuju mobil yang terparkir di depan lobi Grand Hyatt.

Saat dikonfirmasi cnnindonesia.com terkait pertemuan dengan Prabowo, Luhut menolak berkomentar dan memilih langsung masuk ke dalam mobilnya.

Pertemuan kedua tokoh politik ini terjadi selang sehari setelah Prabowo menghadiri acara Rapat Kerja Nasional Bidang Hukum dan Advokasi DPP Gerindra, di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (5/4/2018), dan menyatakan belum akan mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (Capres) 2019.

Prabowo menyebut alasan itu adalah karena belum memiliki tiket untuk maju pada Pilpres 2019.

Sementara, sejumlah kader Gerindra sempat menyebut deklarasi Prabowo sebagai Capres 2019 akan dilakukan saat acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerindra, pada 11 April, di Hambalang, Bogor.

Wacana pencalonan Prabowo untuk maju sebagai capres baru didengungkan oleh kelompok-kelompok di dalam partai Gerindra.

Selain itu, pertemuan antara Luhut dan Prabowo berlangsung setelah ketua partai Gerindra ini mengeluarkan kritik keras terhadap kelompok yang disebutnya elite Indonesia.

Belum lama ini, dalam sebuah sosialisasi Prabowo sempat menyatakan bahwa elite Indonesia “bodoh dan serakah” karena mengesampingkan kesejahteraan masyarakat, sehingga kesenjangan ekonomi semakin membesar.

Prabowo juga menyatakan banyak petinggi negara bermental maling karena hatinya beku, kerap menggelembungkan anggaran, dan tidak setia kepada rakyat.

Selain itu, dia juga memprediksi Indonesia akan bubar pada 2030 akibat penguasaan aset hanya oleh segelintir orang. Prabowo mengakui bahwa prediksi itu didasarkan oleh novel ‘Ghost Fleet: A Novel of the Next World War’.