LOMBOK (IndependensI.com) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno melakukan peletakkan batu pertama atau groundbreaking pembangunan Hotel Paramount di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTT) pada Rabu, 18 April 2018.
Hotel Paramount merupakan hotel bintang lima ketiga yang di-groundbreaking di KEK Mandalika, setelah sebelumnya Hotel Pullman dan Hotel Royal Tulip. Dibangun di atas lahan seluas 9,6 hektar dengan kapasitas 525 kamar dan 100 residential, Hotel Paramount menyedot investasi hingga Rp1,2 triliun, investasi terbesar di KEK Mandalika pada saat ini. Target pembangunan selesai dan beroperasi secara komersial pada akhir tahun 2020.
Acara groundbreaking dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo, Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto, Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku BUMN pengelola KEK Mandalika, Abdulbar M. Mansoer, perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Arab Saudi, serta perwakilan Pemprov NTB.
”Sejak diresmikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober 2017 lalu, saya melihat betul bahwa perkembangan di KEK Mandalika begitu pesat. Saya ucapkan selamat dan apresiasi kepada Direksi ITDC dan seluruh stakeholder,” kata Rini Soemarno.
Menteri BUMN menegaskan, kehadirannya dalam acara groundbreaking ini untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa pemerintah betul-betul mendukung pembangunan di KEK Mandalika. Sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan KEK Mandalika, Pemerintah terus mengembangkan Bandara Internasional Lombok.
”Landasan pacu (runway) diperpanjang menjadi 3.000 meter, sehingga pesawat wide body atau long haul bisa mendarat di Bandara Lombok ini. Selain itu, Pelindo III akan menyiapkan dermaga yang akan menerima sandar kapal-kapal pesiar yang diharapkan dapat diselesaikan pada akhir tahun 2019,” jelas Rini.
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Ekonomi Wahyu Utomo mengatakan, saat ini Indonesia sudah masuk pada investment grade atau layak investasi berdasarkan penilaian Lembaga pemeringkat internasional. Ini menjadi bukti bahwa Indonesia menjadi tujuan berinvestasi.
”Oleh karena itu kami mengharapkan agar semua pihak, termasuk pemerintah daerah, bersama-sama menjaga iklim investasi, supaya investasi semakin banyak masuk khususnya di KEK Mandalika,” kata Wahyu Utomo.
Dia juga mendorong KEK di daerah lain supaya mencontoh KEK Mandalika yang perkembangannya sangat cepat, dalam 6 bulan setelah beroperasi sudah ada 3 investasi yang masuk.
”Selain itu, kita harus menjaga lingkungan alam karena ini menjadi salah satu kunci keindahan Mandalika ini. Saya berharap agar pembangunan di Mandalika mengikutsertakan masyarakat, artinya masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di sini,” katanya.
Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer mengatakan, pembangunan Hotel Paramount merupakan perwujudan dari foreign direct investment. Dalam waktu dekat, di KEK Mandalika juga akan dimulai pembangunan Hotel Grand Mercure berkapasitas 342 kamar, Hotel Cross Two (X2) dengan kapasitas 240 kamar, Hotel Club Med dengan 325 kamar, dan Love by Marriot dengan kapasitas 173 kamar.
”Pembangunan hotel-hotel ini akan semakin melengkapi pengembangan amenities di KEK Mandalika setelah sejumlah infrastruktur yang selesai kami bangun. Dengan kemajuan-kemajuan pembangunan hotel dan ditambah dengan selesainya 11 kilometer jalan dalam kawasan, penataan pantai, Masjid Nurul Bilad dan penataan infrastruktur lainnya, maka KEK telah mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk mendapatkan pembiayaan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Sehingga akan menjadi pilot project untuk pembiayaan ekspor di bidang pariwisata,” papar Abdulbar M. Mansoer.