BOGOR (Independensi.com) – Kementerian Pertanian membuka jaringan kerja sama antara Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) dengan Toko Tani Indonesia dalam rangka memperkuat perannya meningkatkan sumber daya manusia pertanian.
“Peran P4S ini perlu diperkuat kembali, terutama di era globalisasi dibutuhkan sumber daya manusia pertanian yang bermutu, dan berdaya saing,” kata Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Balai Penyuluhan dan Pemberdayaan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Widi Hardjono, dalam Pertemuan Koordinasi P4S di Kota Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu.
P4S adalah lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan yang didirikan, dimiliki dan dikelola oleh petani secara swadaya baik perorangan maupun kelompok.
Keberadaan P4S sudah ada sejak lama sekitar lima tahunan yang lalu, hingga kini tercatat lebih dari 1.200 P4S yang terbentuk dengan berbagai tingkatan mulai dari pratama, madya maupun utama. Tetapi hanya 80 persen yang aktif.
Menurut Widi, P4S menjadi kepanjangan tangan dari Kementerian Pertanian dalam memberikan pelatihan pertanian kepada SMD pertanian di pedesaaan baik itu petani, mahasiswa, pelajar, maupun penyuluh.
“Jumlah petani Indonesia di pedesaan ada berapa banyak, sementara UPT Kementerian Pertanian hanya ada 10 di Indonesia. Jadi kurang signifikan dalam untuk meningkatkan kapasitas SDM pertanian kita,” katanya.
P4S lanjutnya membantu Kementerian Pertanian meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia pertanian terutama di pedesaan.
Pertemuan Koordinasi P4S kali ini mendorong agar P4S meningkatkan perannya lewat kerja sama dengan Toko Tani Indonesia (TTI) sebagai wadah memasarkan produk pertanian yang dihasilkannya.
Widi menjelaskan P4S merupakan bagian dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang juga memiliki lahan dan memproduksi produk pangan tertentu.
Melalui jaringan kerja sama ini, P4S diharapkan dapat semakin mandiri, dengan menjadi vendor atau pendiri TTI di wilayahnya.
“Kita buka jaringan ini, P4S bisa menjadi mitra pemasok ke TTI, atau bisa menjadi vendor maupun mendirikan TTI di wilayahnya,” kata Widi.
Selain menjadi penyuplai produk pertanian ke TTI, P4S diharapkan juga semakin menguatkan peran pelatihannya melalui kemandirian yang telah dibangun bersama TTI.
“Kerja sama yang kita buka untuk P4S bisa menjadi vendor TTI, atau membuka sendiri TTI, atau menyuplai langsung produk pangannya ke TTI di daerah maupun pusat,” kata Widi.
Pertemuan koordinasi P4S dihadiri sekitar 30 orang pengelola atau pengurus P4S dari seluruh wilayah di Indonesia.
Dalam pertemuan ini, perwakilan P4S mempertanyakan mekanisme TTI, mulai dari cara pemasokan barang pertanian, harga, hingga syarat pendiriannya.
Salah satu narasumber yang hadir Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Riwantoro yang membahas tentang peluang dan potensi P4S memasok produk pertanian di TTI. (ant)