PARIS (IndependensI.com) – Petenis Spanyol spesialis lapangan berdebu, Rafael Nadal mencatat rekor babak semifinal ke-11 sepanjang karir bermain di Roland Garros. Padahal, saat bertarung di babak perempat final, Nadal sempat diganggu hujan deras yang menunda pertandingannya.
Nadal yang menjadi unggulan teratas ini, menundukkan unggulan 11 dari Argentina Diego Schwartzman 4-6, 6-3, 6-2, 6-2 pada babak delapan besar French Open 2018 di lapangan Philippe Chatrier, Kamis (07/06/2018). Dia akan menjamu petenis Argentina lainnya, Juan Martin del Potro di laga empat besar, Jumat (08/06/2018). Nadal tengah berupaya keras untuk mempertahankan gelar yang dituainya tahun lalu.
Saat pertandingan sebelum hujan, Nadal memang berman tidak pada performa terbaik. Kendati sempat terpatahkan servis di set kedua, Nadal mencoba memperbaiki kelemahan. Hanya saja upaya itu seolah menemui jalan buntu menyusul tekanan yang dilakukan Schwartzman cukup membuatnya kewalahan. Namun, hujan deras menyelamatkan Nadal dan pertandingan dihentikan. Kondisi ini membuat Nadal punya kesempatan melakukan rekondisi stamina dan strategi.
Benar saja ketika pertandingan dilanjutkan, pola permainan Nadal berubah dan staminanya pun cukup mumpuni untuk membalikkan keadaan. Bahkan, Schwartzman merasakan perbedaannya. “Dia bermain sangat berbeda dengan sebelumnya. Mungkin di pertandingan sebelum hujan, seharusnya Nadal bisa dikalahkan,” kata Schwartzman.
Unggulan lima Del Porto harus mengeluarkan ekstra tenaga untuk mencatat kemenangan 7-6 (5), 5-7, 6-3, 7-5 atas unggulan tiga Marin Cilic. Del Porto sempat terpecah konsentrasinya menyusul kegaduhan dari penonton yang sangat antusias melihat pertandingan keduanya. Dari catatan yang ada, baik Del Porto maupun Cilic sama-sama pernah menjuarai turnamen grand slam bergengsi US Open.
Laga semifinal lainnya, memainkan unggulan tujuh Austria, Dominic Thiem melawan petenis berperingkat 72 dunia asal Italia, Marco Cecchinato. Petenis Italia ini belum pernah meraih gelar grand slam tetapi sudah memiliki catatan buruk, yakni sempat dituduh melakukan match-fixing pada 2016. Demikian berita dikutip dari AFP.