Foto bertanggal 16 Juni 2018 ini memperlihatkan permukiman darurat di Hodeidah, Yaman. (Foto: Reuters)

Koalisi Arab Kuasai Bandara Hodeidah

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi menyerbu bandar udara Hodeidah, Selasa (19/6/2018). Mereka mulai mengerahkan pasukan daratnya setelah melancarkan serangan udara selama beberapa hari trakhir.

Saudi dan sekutunya berusaha memutus urat nadi kelompok bersenjata Houthi. Selama ini Hodeidah menjadi pintu masuk pasokan barang dan persenjataaan dari Iran untuk Houthi. Tudingan itu dibantah keras oleh Teheran.

Pertempuran memperebutkan Hodeidah sudah dilancarkan sejak 12 Juni 2018. Arab Saudi dan sekutunya berusaha merebutnya dengan harapan bisa mempercepat berakhirnya perang yang sudah berlangsung selama tiga tahun.

“Mereka menyerbu bandara,” kata sumber di militer Yaman yang pro-koalisi kepada kantor berita Reuters.

“Baru kali ini kami mendengar dengan jelas suara pertempuran. Kami bisa mendengar suara artileri dan tembakan senapan mesin,” kata seorang warga sekitar yang minta namanya diharasiakan.

Dia menambahkan bahwa jet tempur membombardir bandara di pagi hari.

Kantor berita Uni Emirat Arab, WAM, melaporkan sebagian besar kawasan bandara berhasil diambilalih oleh pasukan koalisi.

Pertempuran sengit yang berlangsung sepanjang hari ini membuat warga setempat semakin ketakutan.

“Anak-anak saya ketakutan. Pertempuran dan suara ledakan terdengar di mana-mana. Kami terkurung di dalam rumah di distrik Rabsa tanpa air,” kata Iman, ibu berusia 37 tahun yang tinggal bersama dua orang anaknya.

“Apa salah kami hingga kami mengalami hal ini?” ujarnya sambil menangis.

Mohamed Sharaf, pembantu rumah tangga berusia 44 tahun, mengaku sudah mengungsikan keluarganya ke Sanaa beberapa hari lalu. Kini dia bersiap menyusul ke ibu kota.

“Kematian dan kehancuran terlihat di seluruh penjuru kota ini,” kata Sharaf.

PBB khawatir pertikaian akan semakin memburuk dan memperparah krisis kemanusiaan. Sekitar 22 juta orang warga Yaman kini menggantungkan nasibnya pada bantuan. Sekitar 8,4 juta orang lain diyakini berada di ambang kelaparan.

PBB memperkirakan 600.000 orang tinggal di Hodeidah dan sekitarnya. Kemungkinan terburuknya, 250.000 orang warga sipil bisa jadi korban.

Hingga Selasa ini, pelabuhan Hodeidah masih dibuka. Program Pangan Dunia PBB (WFP) berlomba dengan waktu untuk membongkar muatan bahan makanan dari tiga kapal yang berlabuh. Bahan makanan itu akan dibagikan untuk sekitar enam juta orang dalam periode satu bulan, kata juru bicara WFP Bettina Luescher di Jenewa.