AMBON (Independensi.com) – Agribisnis hortikultura terbukti menjadi pilihan jitu untuk mengungkit pendapatan petani. Jika digeluti serius dan terus, hasil hortikultura seperti cabai, bawang merah, buah-buahan, aneka sayuran daun, tanaman obat, hingga jamur akan menghasilkan pendapatan yang berlipat-lipat.
Seperti halnya yang dibuktikan oleh Labenne, salah seorang anggota Kelompoktani Bintang Baru di Kelurahan Taenno Bawah Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon Maluku yang fokus membudidayakan cabai rawit merah di lahan tegalan.
Hal ini terungkap saat Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto meninjau langsung kawasan Cabai Teluk Ambon, Sabtu (30/6/2018).
Pada kesempatan ini, Prihasto mengaku bangga dengan petani yang gigih menanam Cabai. Pasalnya, ini membuktikan menanam cabai itu sangat-sangat menguntungkan.
“Dengan catatan, petani harus mau berkelompok dan mau menerapkan manajemen pola tanam supaya pasokan dan harga bisa dijaga stabil,” tegasnya.
Sementara itu, Labenne yang merupakan petani sukses mengatakan dari penanaman 6.000 batang cabai rawit varietas Dewata 43 mampu menghasilkan pendapatan bersih 120 juta setahun. Terbukti, dari luas lahan garapan yang hanya 0,3 hektar dengan modal 20 sampai 30 juta, hasil yang diraup minimal Rp 120 juta per tahun.
“Dengan sistem mulsa, saya bisa panen sampai 20 kali setiap musim tanam dengan hasil rata-rata 1 kilogram per pohon. Dengan harga jual stabil Rp 30 ribu per kilo di petani, jujur saya bisa dapat minimal Rp 120 juta bersih setahun,” ungkapnya.
Karena itu, Labenne menegaskan menanam cabai rawit saat ini menjadi pilihan primadona petani di sekitar Teluk Ambon Maluku. Sebab, terbukti hasilnya jauh lebih tinggi dibanding menanam sayuran lainnya.
“Sebelumnya kami hanya tanam kacang panjang, hasilnya tidak seberapa. Tapi sejak Kementerian Pertanian gencar menggalakkan program tanam cabai, mulai 2015 hingga saat ini petani memilih tanam cabai,” terangnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Dinas Pertanian Maluku, Djasmin Badjak menyebutkan Provinsi Maluku saat ini sudah mampu swasembada cabai khususnya untuk jenis cabai rawit merah. Terbukti, puasa dan lebaran kemarin harganya sangat stabil di kisaran 30ribu hingga 40ribu rupiah per kg.
“Harganya juga sangat bersahabat dengan petani sehingga mereka semakin semangat mengembangkan cabai rawit,” sebutnya.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Maluku, sambung Djasmin, kebutuhan cabai rawit di Kota Ambon per tahun sekitar 750 ton. “Seluruhnya bisa dipenuhi petani lokal Maluku terutama dari daerah Teluk Ambon, Pulau Buru dan Seram,” tukasnya.