BEKASI (IndependensI.com)- Apa yang dikhawatirkan pihak pemerintah dan masyarakt Kota Bekasi, terkait kondisi Kali Bekasi, terbukti. Sejak Minggu malam sampai Senin (2-3/9/2018), air sungai yang bersumber dari Kabupaten Bogor ini, hitam pekat, bau dan berbusa. Dipastikan, itu akibat pencemaran limbah industri dan domestik.
Endapan limbah atau sedimentasi yang selama ini ada di dasar sungai, terbuai setelah ada banjir kiriman dari Bogor, ditambah hujan lebat di Bekasi pada Minggu malam.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi, Jumhana Lutfhi mengakui bahwa kondisi Kali Bekasi memang sudah tercemar sejak beberapa minggu lalu.
“Sudah lama kondisi Kali Bekasi memang tercemar. Kualitas air, terutama derajat asama/basa- pH-nya tidak netral,” jelas Lutfhi kepada wartawan, Senin (3/9/2018).
Saat terjadi hujan, maka terjadi benturan antara ion-ion pencemar yang ada di dasar air, sehingga menghasilkan gas yang secara kasat mata karena berada diperairan berwujud busa atau buih, katanya.
Sebelumnya diberitakan, Lutfi mengakui bahwa pencemaran di Kali Bekasi, sudah sangat mengkhawatirkan. Selama 2018 ini, pihaknya sendiri sudah menyegel dua pabrik yang buang limbah ke Kali Bekasi. Satu pengusaha dalam proses hukum karena melanggar undang-undang lingkungan hidup. Ini setalah ada tindakan tegas dari pihaknya.
Ia menyebut, solusi untuk menanggulangi pencemaran Kali Bekasi, perlu ada restorasi. Pihaknya pun telah mengirimkan rekomendasi restorasi tersebut kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BWSCC)
“Pencemaran di Kali Bekasi, sudah sejak dari hulu Kali Cileungsi Kabupaten Bogor. Terkait hal itu, Januari 2018 lalu, Pemkot Bekasi sudah mengirim surat ke BWSCC agar melakukan restorasi secara menyeluruh di Kali Bekasi mulai dari hulunya di Kabupaten Bogor,” katanya.
Padahal, air Kali Bekasi selama ini digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi dan Tirta Patriot Bekasi sebagai air baku untuk diproses air bersih guna konsumsi masyarakat Kota dan Kabupaten Bekasi.
Lutfi mengakui, Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, terus melanjutkan susur Sungai Cileungsi. Hasilnya, banyak temuan, diantaranya air limbah yang kotor dan bau busuk mengalir bebas ke sungai, dan ikan pada mati.
Tengku Imam Kobul, Anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane mengatakan hampir setiap tahun fenomena kali berbusa.
“Dari catatan yang ada sedikitnya sudah delapan tahun terakhir peristiwa tersebut terjadi, meski bukan pertama kalinya namun peristiwa yang terjadi pada hari ini merupakan yang terparah di banding tahun sebelumnya,” katanya.
Ia menyebut, selama ini koordinasi antara Pemkot Bekasi dengan Pemerintah Kabupaten Bogor lemah, membuat Kali Bekasi yang merupakan perpaduan Kali Cikeas dan Cileungsi dari Bogor, tercemar limbah sejak lama dan sudah menahun. Pada kejadian ini, tentu masyarakat kembali dirugikan dan lingkungan kembali dirusak.(jonder sihotang)