BEKASI (IndepensensI.com)- Wilayah pelayanan Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, menjadi salah satu prioritas Direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi Bekasi. Hal itu dilakukan mengingat jumlah konsumen yang sudah ada sekitar 16.000 sambungan langganan (SL), belum dapat menggunakan air secara menyeluruh.
Pasokan air ke wilayah bagian utara Kabupaten Bekasi dan berbatasan dengan Laut Jawa serta Marunda Jakarta Utara itu, masih disuplai dari Cabang Pondokungu yang ada di wilayah Kota Bekasi. Pasokan air, ditambah produksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tarumajaya sendiri yang tetap berlokasi di Pondokungu 50 liter perdetik, belum cukup untuk kebutuhan pelanggan.
Kini, sebagaimana dijelaskan Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Usep Rahman Salim, pihaknya, tahun 2018 ini, segera membangun IPA baru kapasitas 150 liter per detik di sana. Dengan IPA baru ditambah IPA lama 50 liter perdetik, diharapkan, kebutuhan pelanggan dapat tercukupi 200 liter perdetik.
Selain membangun IPA baru 150 liter per detik, juga akan dibangun jaringan perpipaan yang baru pula. “Kendala di Tarumajaya, bukan hanya individu Tarumajaya saja, tetapi satu kesatuan. Artinya, kebutuhan pelanggan harus terpenuhi,” papar Usep, Jumat (7/9/2018).
Ia optimis, pelanggan di daerah tersebut, akan dapat menikmati air secara baik.
Dijelaskan, pihaknya membentuk tim khusus untuk Tarumajaya. Tim itu, akan melakukan evaluasi, mengingat angka kehilangan atau kebocoran air di sana, masih tinggi. Mestinya, suplai dari Cabang Pondokungu 160 liter perdetik ditambah IPA Tauimajaya 40 liter, sudah cukup untuk 16.000 pelanggan.
Tapi yang terjadi, ada yang bukan pelanggan menikmati air PDAM, dan itu diketahui sebagai kehilangan air. Maka, tim akan mengevaluasi kehilangan air di sana. “Masih ada kebocoran air yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, akibat digunakan bukan pelanggan,” tutur Usep Rahman Salim.
Diterangkan, sesuai business plan PDAM Tirta Bhagasasi tahun 2018-2023, akan ada kenaikan kapasitas produksi air bersih hingga 3.500 liter perdetik. Dengan kapasitas 3.500 liter perdetik, akan mampu melayani hingga 400.000 pelanggan.
Memang harapan pemerintah, tahun 2019 pelayanan air bersih 100 persen bagi masyarakat. Tapi, untuk mencapai itu, perlu upaya keras dan maksimal, serta memerlukan investasi yang besar hingga Rp 4 triliunan. Tapi paling tidak, hingga 2023, ditargetkan 60 sampai 80 persen penduduk Kabupaten Bekasi, terlayani air bersih, Usep menambahkan.
Dijelaskan, skema pembiayaan untuk meningkatkan pelayanan air bersih bagi masyarakat, berasal dari bantuan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan investasi PDAM sendiri. Namun pihaknya, kini terus mengembangkan kerjasama dengan badan usaha swasta atau pihak ketiga guna merealisasikan peningkatan pelayanan air bersih, mengingat keterbatasan dana dan anggaran dari pemerintah. (jonder sihotang)