Perkumpulan Batak Muslim Gelar Silaturahmi Akbar

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Perkumpulan Batak Muslim akan menyelenggarakan Silaturahmi Akbar Batak Muslim bertema “Mempererat Ukhuwah Kebangsaan”. Insya Allah, hari ini Sabtu tanggal 8 September 2018 pukul 09.00 – 15.00 WIB di Gedung Nusantara IV Kompleks MPR/DPR/DPD RI Jalan Gatot Subroto Nomor 6 Senayan – Jakarta.

Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Batak Muslim Muhammad Husni Fazar Marpaung dalam rilisnya yang diterima IndependensI.com menjelaskan, pihaknya menyelenggarakan silaturahmi akbar untuk memperkuat tali silaturahmi antarsesama Batak muslim, wabil khusus di perantauan seperti yang berdomisili di kawasan megapolitan Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), sembari menegaskan peran umat Islam suku Batak dalam mendorong percepatan pembangunan di Sumatera Utara.

“Melalui acara ini, kami berharap setiap orang Batak Muslim di perantauan yang bersuku Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing bisa berkontribusi dalam pikiran, ucapan, dan tindakan untuk kemajuan kampung halaman. Melepas rasa rindu kampung halaman, masihol bona pasogit,” Husni menyatakannya di kompleks parlemen, Jakarta, Jumat (7/9/2018), sebelum gladi acara.

Sekretaris Jenderal Perkumpulan Batak Muslim sekaligus Ketua Panitia Silaturahmi Akbar Batak Muslim Ikhwan M Situmeang menambahkan, dalam acara tersebut, pihaknya menjadwalkan Gubernur Sumatera Utara masa jabatan 2018-2023 Edy Rahmayadi menyampaikan sekapur sirih, sedangkan Wakil Ketua DPD RI Darmayanti Lubis (senator asal Sumatera Utara) menyampaikan sambutan utama (keynote speech).

Berikutnya, Panitia Silaturahmi Akbar Batak Muslim menjadwalkan Wakil Ketua Komite I DPD RI Fahira Idris (senator asal DKI Jakarta) untuk memberikan sambutan. Keduanya akan memberikan materi mengenai peran umat Islam dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di masa dulu, kini, dan nanti.

Silaturahmi Akbar Batak Muslim akan memaparkan tentang Barus sebagai pusat peradaban Islam di Nusantara. Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dijadwalkan menyampaikan pengantar sebelum narasumber Hasiholan Siahaan (fotografer KoranSindo), Bakhtiar Ahmad Sibarani (Bupati Tapanuli Tengah), dan Rusmin Tumanggor (dosen UIN Syarif Hidayatullah). Imam Prihadiyoko (Ketua Tim Ekspedisi Ahmad Dahlan sekaligus pemimpin redaksi menara62.com) memoderatori sesi ini.

Ikhwan menambahkan, pihaknya mengangkat subtema khusus tentang Barus, karena Barus yang kini termasuk wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, berjarak 280 kilometer dari Medan atau 65 kilometer dari Sibolga, termasuk tempat persinggahan terbesar di pantai barat Sumatera di masa dulu.

Jika merujuk ke hasil penelitian Rusmin Tumanggor, dalam riwayatnya, Barus adalah gerbang masuknya agama-agama. Peradaban Barus terwujud sebelum masuknya Islam ke Nusantara, karena Al Quran mencatat “kaafuuraan” dalam surat Al-Insaan ayat 5. Bukti atau petunjuk awal mula masuknya Islam di Nusantara dijumpai di sana seperti makam aulia para sahabat nabi radhiallahu ‘anhu yang ke Barus bukan sekadar berniaga tetapi menyampaikan kalimat iman laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah.

Barus, yang dikenal dengan nama Fansur, abad ke-1 dan 17 masehi adalah pusat peradaban karena identitasnya sebagai kota emporium “melting pot” yang multietnik dan multikultur, karena kota bandar yang begitu mempesona orang-orang Yunani, China, India, bahkan Mesir. Sejak tahun 645 Masehi, Barus dimasuki umat Kristen. Sedangkan Islam diyakini tahun 627-643 Masehi atau tahun 1 Hijriah.

Karena itu, Presiden Joko Widodo meresmikan Barus sebagai kilometer nol peradaban Islam di Nusantara tanggal 24 Maret 2017. Menurut Ikhwan, “Masyarakat Sumatera Utara bangga, karena penyebaran agama di seluruh Indonesia dimulai dari Barus. Barus adalah kota bertuah, tergolong kota tertua di Indonesia.” (pr)