Kementan Bangkitkan Kawasan Bawang Putih di Lereng Gunung Ciremai

Loading

MAJALENGKA (Independensi.com) – Upaya memperluas kawasan produksi bawang putih untuk mengejar target swasembada terus dilakukan Kementerian Pertanian dibawah komando Menteri Amran Sulaiman. Selain membuka lahan baru, Kementan juga berupaya membangkitkan kembali daerah-daerah yang dulu di era 1990-an pernah sukses mengembangkan bawang putih. Utamanya di daerah kaki gunung seperti gunung Sumbing-Sindoro (Temanggung, Wonosobo dan Magelang), gunung Lawu (Karanganyar, Magetan), gunung Arjuno (Malang, Kota Batu), gunung Bromo (Probolinggo), gunung Wilis (Lumajang), dataran tinggi Dieng Banjarnegara, gunung Ijen (Banyuwangi), gunung Rinjani (Sembalun, Lombok Timur) dan sebagainya.

“Kawasan sayuran di lereng Gunung Ciremai Majalengka Jawa Barat termasuk sangat potensial dibangkitkan kembali bawang putihnya”, ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, saat meninjau kawasan sayuran di Desa Argalingga dan Sadarehe, Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka (Jumat, 28/9). Lokasi tersebut saat ini dijadikan lahan percontohan bawang putih oleh salah satu importir yang menggunakan teknologi pengairan sprinkle.

Prihasto bahkan menyebut kawasan tersebut potensial menjadi salah satu sentra bawang putih terbesar di Indonesia. “Potensi lahan bawang putih tersedia di kaki gunung Ciremai yang legendaris tak kurang dari 1.000 hektar dengan ketinggian lahan diatas 1.200 mdpl. Sangat cocok dikembangkan bawang putih”, ujar Prihasto semangat. “Kuncinya, air harus tersedia, benih berkualitas dan petani semangat. Kalau 3 hal itu terpenuhi, saya optimis Majalengka bisa jadi lumbung bawang putih nasional”, tukasnya.

Lebih lanjut Prihasto kembali menegaskan bahwa saat ini potensi lahan bawang putih di Indonesia sangat mencukupi, baik untuk kegiatan APBN, swadaya maupun wajib tanam importir. “Sementara ini saja, sudah teridentifikasi potensi lahan lebih dari 725ribu hektar, tersebar di 51 Kabupaten. Belum termasuk sekitar 40 kabupaten yang sedang proses identifikasi oleh Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian. Jadi kalau ada pihak-pihak yang menuding kita kekurangan lahan, mungkin dia telat informasinya”, katanya. “Atau mungkin importir tertentu yang memang sengaja cari alasan untuk menghindari wajib tanam”, selorohnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Majalengka, Wawan Suwandi, menyatakan kawasan produksi bawang putih di wilayahnya akan dikonsentrasikan di Kecamatan Argapura, Rajagaluh, Sindangwangi dan Cikijing sesuai agroklimatnya. “Harapannya nanti bisa terbentuk klaster bawang putih yang cukup luas di Majalengka. Saat ini setidaknya tercatat 5 investor yang masuk dan sudah kontrak kerjasama dengan kelompoktani. Mereka umumnya importir yang kena wajib tanam. Totalnya seluas 550 hektar sampai 2020 nanti. Benih yang banyak ditanam Great Black Leaf asal Taiwan sesuai rekomendasi pusat”, ungkap Wawan.

“Memasuki musim hujan di oktober/november nanti akan dimulai penanaman bawang putih dalam skala yang lebih luas”, ujarnya. “Paling lambat tanamnya nanti sekitar bulan Mei/Juni karena terkait ketersediaan air. Kami akan terus berupaya meningkatkan sarana saluran pengairan dengan berkoordinasi dengan provinsi dan pusat”, pungkas Wawan.