PALU (IndependensI.com) – Selepas mendampingi Presiden RI Joko Widodo meninjau dampak dan korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu dan sekitarnya pada hari Minggu (30/9/2018), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melanjutkan tinjauan lapangan ke Petebo dan memimpin rapat mengenai langkah tanggap darurat yang menjadi tanggungjawab Kementerian PUPR.
Menteri Basuki memfokuskan langkah-langkah personilnya untuk 4 hal berikut : evakuasi korban bencana, penyediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi, pembersihan kota dari puing-puing bangunan runtuh, serta penyelesaian masalah konektivitas. Semua langkah dimulai malam ini (Minggu, 30/9) sehingga besok sudah beroperasi seluruhnya.
Pertama, evakuasi korban bencana difokuskan di Balaroa dan Petobo, dimana pada kedua wilayah ini menderita kerusakan yang sangat parah akibat gempa bumi. Diperkirakan masih terdapat puluhan orang yang tertimbun dibawah reruntuhan. Untuk itu akan dimobilisasi 9 excavator di Petobo dan 5 excavator di Balaroa yang berasal dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XIV dan kontraktor BUMN/swasta.
Kedua, penyediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi di 80-an titik pengungsian dan permukiman padat penduduk. Untuk itu mulai tadi malam (30/9) telah dimobilisasi 3 unit dump truck untuk mengangkut 15 hidran umum (HU) kapasitas 2000 liter/detik, juga 2 mobile tanki air, 15 wc portable, dan 10 tenda darurat.
Ketiga, dalam rangka pembersihan kota, dimobilisasi 3 dump truck dan 2 excavator. Kementerian PUPR bekerjasama dengan Pemerintah Kota mulai melakukan pembersihan puing-puing secara bertahap. “Dalam 2 minggu ke depan selambat-lambatnya, saya minta sudah selesai (pembersihan kota),” tegas Menteri Basuki.
Keempat, penyelesaian isu konektivitas guna menjamin kelancaran arus logistik ke Kota Palu dari arah Makassar, Gorontalo dan Poso, seperti perbaikan 2 jembatan yang rusak di Towalen dan di Toyobo serta pembersihan longsoran di beberapa titik yang rentan seperti di kawasan Kebon Kopi yang menghubungkan Kota Palu dengan Parigi – Poso serta Kota Palu dengan Gorontalo.
Menteri Basuki menegaskan pula agar seluruh personil Kementerian PUPR yang bertugas untuk menangani tanggap darurat pasca gempa dan tsunami Palu – Donggala dengan penuh kesungguhan dan empati. “Kita harus bisa merasakan apa yang masyarakat Palu rasakan,” ujar Menteri Basuki.
Terakhir Menteri Basuki mengatakan agar dalam setiap langkah penanganan, baik swakelola maupun kontraktual, senantiasa memperhatikan aspek administratif dan harus juga didampingi oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan).
Turut mendampingi Menteri Basuki yakni Dirjen Bina Marga Sugiyartanto, Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga, Dirjen Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin, Direktur Preservasi Atyanto Busono, Kepala BPJN XIV Satriyo Utomo, Kepala BWS Sulawesi III Yusuf Tambing dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.