BANDUNG (IndependensI.com) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, percepatan pembangunan infrastruktur hanya dapat dilakukan dengan dukungan hasil riset dan teknologi modern, sehingga dihasilkan infrastruktur yang lebih berkualitas, lebih cepat, dan lebih murah.
Infrastruktur yang dibangun, tidak lagi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dasar, namun harus ditujukan untuk mendorong peningkatan daya saing bangsa ini.
“Untuk itu semua pelaksanaan harus didasarkan atas proses pemrograman yang terencana dengan baik dan kepemimpinan yang kuat,” kata Basuki dalam sambutan pada Upacara Peringatan Hari Bakti PU ke-73 di Bandung, Senin (3/12/2018).
Ia mengilustrasikan, pemerataan pembangunan tidak bisa dilakukan secara sekaligus karena hanya akan membangun infrastruktur kecil-kecil yang tersebar dan tidak saling bersinergi, sehingga tidak memberikan dampak yang signifikan.
Dia menggarisbawahi, untuk mengawal pemerataan dan peningkatan daya saing, diperlukan kepemimpinan yang kuat.
“Seluruh pejabat dan insan PUPR harus mampu menjadi infrastructure manager, bukan construction manager, untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur dapat diselesaikan dengan tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan tepat manfaat,” katanya.
Ditambahkan, harus ada kesinambungan program pembangunan sehingga secara bertahap upaya pemerataan pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Pada kesempatan itu, Basuki juga membeberkan alokasi anggaran Kementerian PUPR untuk tahun 2019 mendatang sebesar Rp.110,7 T yang merupakan alokasi terbesar dari seluruh Kementerian/Lembaga.
“Amanah ini menuntut kita semua untuk terus meningkatkan kompetensi. Kita perlu terus menjaga integritas dengan selalu bersikap jujur, konsisten dan tegas menjalankan aturan.” pungkas Basuki.
Look my site is good
___
http://davesdevotional.org
Nice posts! 🙂
___
Sanny