JAKARTA (Independensi.com) – PT Angkasa Pura II (Persero), pengelola 16 bandara, mempertajam penetrasi di bisnis kargo dengan menggandeng My Indo Airlines.
Kerja sama dengan My Indo Airlines dilakukan AP II melalui anak usahanya yakni PT Angkasa Pura Kargo.
My Indo Airlines sendiri adalah perusahaan ternama di industri kargo nasional yang mengoperasikan pesawat Boeing 737 khusus kargo (cargo freighter).
Pada tahap awal, kerja sama dituangkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pada hari ini, Rabu 20 Februari 2019, antara PT Angkasa Pura Kargo dan My Indo Airlines.
Melalui MoU yang telah ditandatangani maka PT Angkasa Pura Kargo dan My Indo Airlines akan menyusun skema rencana kerja sama terkait dengan pengembangan bisnis logistik.
Skema rencana kerja sama yang akan disusun itu mengenai logistik dan supply chain, pengelolaan pergudangan, pemeriksaan keamanan kargo dan pos (regulated agent), pelayanan jasa kargo dan pos lainnya, serta cargo sales agent.
President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan MoU ini merupakan langkah awal yang tepat bagi perseroan guna mencapai target mengelola sebanyak 1 juta ton kargo tahun ini.
“Kami memproyeksikan bisnis kargo akan semakin tumbuh seiring dengan booming e-commerce dan digital marketplace, karena itu AP II menangkap peluang ini dan fokus pada e-commerce cargo. Momentumnya adalah saat ini di mana kami harus mulai menggandeng pemain besar di industri kargo nasional dan global.”
“AP II juga harus memiliki infrastruktur industri baik itu hard infrastructure dan soft infrastructure yang menunjang pertumbuhan kargo di bandara-bandara, pada tahun ini untuk hard infrastructure kami mengembangkan area kargo hampir di seluruh bandara termasuk juga pembangunan proyek cargo village di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan untuk soft infrastructure kami akan mengembangkan Integrated Cargo Logistic System,” jelas Muhammad Awaluddin.
Presiden Director PT Angkasa Pura Kargo Denny Fikri juga mengungkapkan kerja sama ini bertujuan untuk memberikan dampak positif atas kebutuhan distribusi kargo udara.
“Tingginya pergerakan kargo udara menjadikan cargo freighter sebagai salah satu alternatif dalam memenuhi kebutuhan. Sehingga diharapkan kerjasama ini dapat mengakomodir kebutuhan pasar kargo udara nasional secara optimal,” ungkapnya.
Target menangani 1 juta ton kargo merupakan program utama dari AP II pada tahun ini untuk menghasilkan sumber pendapatan bisnis selain yang berasal dari bisnis inti yakni bisnis kebandarudaraan.
Sepanjang tahun lalu, AP II menangani 932.107 ton, terdiri dari 545.112 ton kargo domestik dan 386.995 ton kargo internasional.
Khusus kargo domestik, realisasi pada 2018 meningkat signifikan hingga 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.