Maman sedang mendemonstarsikan keahliannya dihadapan anak-anak TK. (Foto: Dokumentasi)

Antara “Up Grade” dan “Up Date”

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Bukan rahasia lagi bahwa teaching pro lokal hampir sebagian besar adalah otodidak sejati. Sebelum menekuni profesi sebagai teaching mereka mengawali karirnya sebagai touring. Profesi ini pun mereka tempuh secara otodidak. Sehingga dalam perjalanan mereka di kemudian hari banyak di antara mereka yang rangkap status: sebagai touring sekaligus teaching.

Hal tersebut pun terjadi di seluruh dunia. Cuma bedanya kalau di luar negeri mereka yang menyandang status khususnya teaching pro ditempuh melalui Academy of Golf, di negeri kita hampir semuanya ditempuh secara otodidak. Walaupun demikian bukan berarti keberadaan mereka sebagai teaching pro sama sekali tidak diakui eksistensinya. Karena, PGPI (kini PGA TI), organisasi yang memayungi keberadaan mereka, pun secara berkala menggelar program sertifikasi yang diikuti oleh para bakal calon teaching yang mengawali karirnya sebagai touring pro.

Maman Suherman adalah salah seorang dari mereka yang menyandang status  rangkap sebagai touring sekaligus teaching pro. Dia menyandang rangkap status tersebut sejak 2002 setelah dia menjuarai event pro yang diselenggarakan PGPI yang saat itu digelat di Soewarna Golf Course – Cengkareng, Tangerang – Banten.

Tapi, teaching pro kelahiran Sawangan, Depok, Bogor, Jawa Barat pada 11 Juli 1970 ini memang berbeda dengan teaching pro lokal pada umumnya. Menyadari bahwa dirinya seorang otodidak, Maman selalu meng”Up Grade” dirinya demi kepercayaan sekaligus kepuasan murid-muridnya.

Dan, ketika sesama rekannya belum memanfaatkan teknologi sebagai sarana pendukung profesi yang mereka geluti, suami Hajjah Haeronah ini telah memanfaatkan Handycam (dibeli dari kocek pribadi) untuk merekam dasar-dasar permainan golf yang baik dan benar yang dilakukan oleh muridnya.

Melalui perangkat tersebut, Maman segera mengetahui letak kesalahan yang dilakukan oleh muridnya – setelah hasil latihan yang berlangsung di Driving Range dan di lapangan yang terekam di handycam diputar ulang. Jika masih ada waktu, kesalahan tersebut segera diperbaiki atau diulang kembali pada hari berikutnya.

Dengan cara seperti itu maka wajar apabila alumni STM 13 PGRI, Tanah Abang – Jakarta Pusat ini, banyak melahirkan pegolf handal dari lingkungan komunitas golf regular non prestasi (atlet dalam arti yang sebenarnya) dari kalangan pegawai negeri dan swasta serta para eksekutif perusahaan ternama baik dari dalam maupun luar negeri.

Maman in action dengan motor trail-nya.

Tak hanya meng-“Up Grade” diri yang menghantarkannya menjadi salah satu teaching pro lokal yang disegani, Maman pun tak pernah alpa untuk selalu meng-“Up Date” segala informasi yang berhubungan dengan perkembangan teknologi olahraga khususnya yang terjadi di cabang olahraga golf.

Sejak trend teknologi informasi tumbuh bak jamur di musim hujan, ayah dari Amey (perempuan, 18 tahun), A’al (13 tahun) dan Izat (6 tahun) ini pun meninggalkan handycam yang dibeli dari uang pribadinya dan menggantinya dengan smartphone. Selain simple dan hasilnya lebih optimal, “telepon pintar” tersebut juga bisa dimasukkan atau disimpan di saku celana, baju dan atau jaket.

Dan, berkat kemauan kerasnya untuk meng-“Up Grade” diri serta meng-“Up Date” segala informasi terbaru yang berhubungan dengan perkembangan teknologi olahraga khususnya di cabang olahraga golf, sejak lima tahun lalu Maman mendapat kontrak melatih segenap jajaran direksi K-Link —  sebuah perusahaan MLM dari Malaysia milik Dr M Md Razdi Saleh.

Maman bersama rekan-rekan pro asal Sawangan.

Selain melatih, Maman juga diberi kepercayaan untuk menjadi koordinator bila perusahaan tersebut menggelar turnamen khusus untuk para membership.

Meskipun begitu bukan berarti bahwa ayah dari tiga orang anak ini tertutup peluangnya untuk melatih orang-orang dari luar perusahaan tersebut, termasuk melatih para pegolf pemula dari kalangan anak-anak dan junior. Dan, pada beberapa waktu yang lalu, teaching pro asal Sawangan yang ber-home base di Driving Range Cibubur ini pun tampil merepresentasikan keahliannya di hadapan anak-anak TK yang diselengggarakan oleh sebuah perusahaan property ternama di Indonesia.

Harus diakui bahwa Maman Suherman memang sangat padat kesibukannya sebagai teaching pro. Setiap hari pagi-pagi sekali dia berangkat meninggalkan rumahnya di Desa Bojongsari, Kecamatan Sawangan, Depok menuju Cibubur. Hal tersebut dia lakukan karena selain untuk menghindari traffic jam yang sulit diprediksi, dia juga harus hadir tepat waktu di Driving Range yang berlokasi di lingkungan perumahan yang berada di Kota Wisata Cibubur tersebut.

Oleh karena itu, setiap libur tiba, dia manfaatkan secara optimal untuk berkumpul bersama keluarga. Kadangkala dimanfaatkan untuk rekreasi ke objek-objek wisata atau jalan-jalan ke mall. Bukan untuk berbelanja karena sedang ada sale dan pesta discount; Akan tetapi lebih banyak hanya sekadar untuk melihat-lihat,  dan setelah itu … makan bersama di sebuah resto ternama.

Kebersamaan bagi Maman adalah segalanya. Baik itu kebersamaan dengan istri dan ketiga orang anaknya maupun kebersamaan dengan sesama rekan pro asal Sawangan. Kalau bersama keluarganya Maman jalan-jalan ke mall atau rekreasi ke objek-objek wisata, sedangkan kebersamaan dengan sesama pro asal Desa Bojongsari, Kecamatan Sawangan, Depok – Bogor …. ya di mana lagi kalau bukan bermain golf sebanyak 18 hole di Sawangan Golf & Country Club?!

Ngobrol bersama Maman memang mengasyikkan. Tapi, ketika independensi.com menanyakanberapa nilai kontrak yang diterimanya dari perusahaan MLM K-Link milik Dr.M. Md Razdi Saleh, dan berapa tarif per-jamnya ketika seseorang minta dilatih main golf, teaching pro bertubuh pendek yang murah senyum ini segera menyahut, “Saya merasa tak elok lah kalau hal tersebut saya jelaskan di sini … Dan hal itu pun menurut saya tak elok pula dijadikan konsumsi publik ha ha ha …” katanya.

Terlepas dari masalah tersebut, yang jelas sekarang kalau ke mana-mana Maman naik kendaraan roda empat milik pribadi. Betul bahwa sekarang pun dia masih suka naik motor. Tapi bukan motor yang biasa dikendarainya seperti dulu kalau dia berangkat kerja menuju Driving Range Cibubur.

Lalu?

“Saya masih suka naik motor. Tapi, tidak seperti dulu. Saya sekarang lebih sering mengendarai  motor trail yang dapat merangsang adrenalin .. Dan saya tergabung di Club Trackard Trail Adventure,” jawab Maman Suherman mengakhiri obrolannya dengan independensi.com sambil tersenyum. (Toto Prawoto)