JAKARTA (IndependensI.com) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian bakal kembali membangun empat Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di tahun ini. Keempat pos tersebut menambah daftar PLBN yang ada saat ini, yakni sebanyak 7.
Dikutip dari setkab.go.id, Senin (1/4/2019) pembangunan infrastruktur kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perbatasan dengan menciptakan embrio pusat pertumbuhan baru.
Sekadar mengingatkan, tahun lalu, Kementerian PUPR menyelesaikan pembangunan tujuh PLBN terpadu, yakni tiga di Kalimantan Barat (Entikong, Badau, dan Aruk), tiga lainnya di Nusa Tenggara Timur (Motaain, Motamassin, dan Wini), serta satu PLBN di Skouw, Papua.
Tahun ini, Kementerian PUPR akan membangun empat PLBN terpadu yang diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan 11 PLBN Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan.
“Empat PLBN yang akan dibangun, yakni Jagoi Babang di Kalimantan Barat, Sota di Merauke, dan dua di Sei Pancang Sebatik dan Long Midang, Kalimantan Utara,” ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H Sumadilaga.
Sementara, tujuh PLBN lainnya akan dibangun secara bertahap, yakni Serasan di Kepulauan Riau, Oepoli di Kupang, Napan di Nusa Tenggara Timur, Yetetkun Distrik Waropko di Papua. Diikuti, Long Nawang, Jasa-Sei Kelik, dan Labang di Kalimantan Timur.
“Anggaran pembangunan 11 PLBN ini mencapai Rp1,7 triliun yang bersumber dari APBN Kementerian PUPR. Sementara, empat PLBN yang akan dibangun tahun ini sudah dalam tahap pelelangan dengan pagu anggaran total Rp780 miliar,” imbuh Danis.
Ia melanjutkan pembangunan kawasan perbatasan oleh Kementerian PUPR tidak hanya khusus zona inti PLBN, seperti bangunan utama, klinik, jembatan timbang, dan pemindai truk. Melainkan juga, jalan paralel perbatasan, pengembangan infrastruktur pemukiman di kawasan perbatasan, seperti drainase, pengelolaan sampah, termasuk penyediaan air bersih.
“Dari tujuh PLBN yang sudah dibangun, kami evaluasi. Pembangunan ini tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia, tetapi yang terpenting sekali adalah fungsi pertahanan keamanan dan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Di Entikong, misalnya sudah jadi pusat kegiatan ekonomi,” tandasnya.
Ia melanjutkan pembangunan kawasan perbatasan oleh Kementerian PUPR tidak hanya khusus zona inti PLBN, seperti bangunan utama, klinik, jembatan timbang, dan pemindai truk. Melainkan juga, jalan paralel perbatasan, pengembangan infrastruktur pemukiman di kawasan perbatasan, seperti drainase, pengelolaan sampah, termasuk penyediaan air bersih.
“Dari tujuh PLBN yang sudah dibangun, kami evaluasi. Pembangunan ini tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia, tetapi yang terpenting sekali adalah fungsi pertahanan keamanan dan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Di Entikong, misalnya sudah jadi pusat kegiatan ekonomi,” ucapnya. (dny)