JAKARTA (IndependensI.com) Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menggelar acara “Pemberian Penghargaan Kepada Peternak Sapi Perah Pemenang Kompetisi Farmer2Farmer Tahun 2019” bertempat di Gedung Pusat Informasi Agribisnis Kementerian Pertanian pada hari Jumat, 5 April 2019. Acara ini dihadiri oleh Direktur Jenderal PKH, Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat dan Jawa Tengah, Jajaran Komisaris dan Direktur PT. Frisian Flag Indonesia, Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia, Ketua KPSBU, Ketua KPSBS, Ketua Koperasi Usaha Tani Ternak Suka Makmur Pasuruan, Ketua Koperasi Bangun Lestari Tulung Agung, serta beberapa perwakilan peternak.
Pelaksanaan program farmer2farmer 2019 merupakan salah satu bentuk kemitraan antara pengusaha swasta dan peternak/koperasi. Program ini diharapkan dapat membantu memenuhi permintaan susu sapi nasional di Indonesia. Menurut data Kementerian Pertanian, produksi susu sapi lokal baru dapat memenuhi 20% dari permintaan susu nasional. Situasi ini mendorong Kementan dan FFI untuk berkomitmen dalam memberdayakan peternak sapi perah secara berkelanjutan, salah satunya adalah melalui kompetisi Farmer2Farmer (F2F).
I Ketut Diarmita, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam sambutannya mengatakan bahwa ada banyak hal yang telah dilakukan oleh tim F2F terhadap peternakan sapi perah yang pada ujungnya nanti diharapkan dapat berdampak positif terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas produksi susu nasional.
“Meskipun manfaat program F2F baru dapat dirasakan oleh kelompok peternak di beberapa wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur, saya berharap program ini dapat terus diperluas dan direplikasi di daerah lainnya. Seluruh Tim dan peternak yang saat ini terlibat dalam program F2F, saya harapkan mampu menjadi “Agent of Changes”, yang mampu merubah kondisi persusuan nasional kita” terangnya.
Susu merupakan salah satu sumber gizi (protein hewani) yang penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak bangsa. Oleh karena itu ketersediaan dan pemenuhan kebutuhan susu menjadi salah satu perhatian khusus pemerintah terutama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.
“Karena itu, para peternak berhak mendapatkan apresiasi dan penghargaan yang lebih atas produk susu sapi yang segar dan berkualitas tinggi,” lanjut Ketut Diarmita.
Terkait pemberian penghargaan ini, Andrew F Saputro, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia dalam sambutannya berharap agar program F2F ini dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan peternak sapi perah lokal dan berkelanjutan industri susu di Indonesia melalui penerapan good dairy farming practice (GDFP) yang konsisten oleh peternak sapi perah lokal.
Tahun ini menjadi tahun ketujuh dari implementasi program Farmer2Farmer. Kompetisi ini dimulai dari awal tahun dengan melibatkan para peternak sapi perah lokal yang berasal dari empat koperasi peternak sapi perah di Jawa Barat dan Jawa Timur, yaitu Koperasi Peternakan Sapi Bandung Selatan (KPSBS) pangalengan dan Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang di Jawa Barat, Koperasi Usaha Tani Ternak Suka Makmur dan Koperasi Bangun Lestari di Jawa Timur. Setelah melakukan proses seleksi secara intens, sejumlah 110 peternak sapi perah terpilih untuk mengikuti kompetisi dan telah melalui proses penilaian sejak Februari 2019. Keempat pemenang kemudian dipilih berdasarkan keterampilan teknis dan non teknis terkait dengan peternak sapi perah.
Lebih lanjut, terkait kesiapan dalam menghadapi persaingan global khususnya Asean Economic Community (AEC), Ketut menyampaikan bahwa peningkatan daya saing menjadi hal penting disamping mendorong berbagai sumberdaya lokal yang dapat mensubstitusi produk impor.
“Kita perlu meningkatkan kemandirian Industri Pengolah Susu (IPS) Indonesia, diantaranya dengan pengembangan Industri Susu Terpadu yang terintegrasi dengan peternakan melalui pola kemitraan peternak/koperasi dan IPS. Pola kemitraan antara peternak/koperasi dan IPS perlu kita dorong bersama, karena melalui pola ini akan tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak,” jelasnya.
“Perusahaan akan memperoleh supply susu segar dari peternak dengan kualitas sesuai yang dipersyaratkan sedangkan peternak akan mendapatkan jaminan pasar dan bimbingan teknis untuk menghasilkan susu berkualitas sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati. Dengan demikian akan terjadi peningkatan produksi dan kualitas susu nasional yang dihasilkan oleh peternak,” tambah Ketut.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi Setiadi selaku Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia menunjukkan rasa terima kasihnya, “Kami sangat menghargai komitmen Frisian Flag Indonesia dalam melanjutkan implementasi program Farmer2Farmer untuk peternak sapi perah kami selama 7 (tujuh) tahun. Kompetisi ini telah meningkatkan dan memotivasi mereka untuk bekerja dan berlatih lebih baik dalam menerapkan good dairy farming practice yang telah difasilitasi oleh FFI dan Kementan”, ujarnya.
Senada dengan Dedi, Ketut Diarmita juga menjelaskan, dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas susu yang bagus, juga memerlukan sosialisasi dan pembinaan secara berkelanjutan. “Untuk itu, diharapkan dapat membangun kemitraan dengan peternak di seluruh Indonesia. Bagusnya, kualitas susu grade A ada di sini,” paparnya.
Dukungan terhadap program ini juga disampaikan oleh Louis Beijer, The Agriculture Counselor untuk Kedutaan Belanda di Indonesia. “Kami telah melihat banyak peternak di negara kami yang berhasil secara konsisten menerapkan good dairy farming practice. Karena itu kami dengan senang hati menyambut para pemenang kompetisi Farmer2Farmer 2019 di negara kami dan kami mendorong peternak secara aktif berbagi pegetahuan dan pengalaman mereka kepada para pemenang. Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia, serta dukungan penuh dari pemerintah dan sektor swasta, kami percaya industri peternakan sapi perah Indonesia akan terus meningkat, dan kami pun akan dengan senang hati mendukung”, ujar Louis.
Program farmer2farmer yang diluncurkan pada tahun 2013 telah menjangkau sekitar 1.000 peternak sapi perah lokal. Pemenang kompetisi Farmer2Farmer 2019 diharapkan dapat membagikan pengetahuan mereka tentang Good Dairy Farming Practices (GDFP) kepeda peternak lainnya sehingga akan semakin banyak peternak sapi perah yang diberdayakan dan memiliki kualitas hidup lebih baik sebagai peternak sapi perah.
Akhir kata, I Ketut Diarmita berpesan agar peternak harus diberikan semangat dan apresiasi, diantaranya dengan diberikan bimbingan peningkatkan kemampuan penerapan Good Dairy Farming Practices, metode/cara perluasan pasar dan memberikan harga susu segar yang layak di tingkat peternak. Pemberian harga susu yang layak merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap mutu susu segar hasil peternakan rakyat yang secara tidak langsung akan memberikan semangat kepada para peternak untuk senantiasa meningkatkan kualitas susu dan melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan kualitas tersebut mulai dari farm hingga ke konsumennya.(***)