Dorong Ekspor, Kementerian Pertanian Resmikan Pusat Pelatihan Kambing Domba di Yogyakarta

Loading

SLEMAN (IndependensI.com) – Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita menyambut baik berdirinya Pusat Pelatihan Kambing Domba Yogyakarta, hal tersebut disampaikannya pada saat menghadiri Breeding Camp, sekaligus meresmikan Pusat Pelatihan Peternakan Kambing Domba Yogyakarta di Peternakan Kambing Domba Bhumi Nararya Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

“Kambing dan domba adalah ternak unggulan Indonesia. Berdasarkan data statistik peternakan tahun 2018, populasi ternak kambing Indonesia sebesar 18.7 juta ekor dengan produksi daging 66.859 ton, sedangkan populasi domba sebesar 17.4 juta ekor dengan produksi daging yang dihasilkan sebesar 48.674 ton,” ungkap Ketut.

Ketut kemudian menjelaskan bahwa berdasarkan data Survei Pertanian Antar Sensus tahun 2018, komoditi domba dan kambing mengalami kenaikan jika dibandingkan pada tahun 2017. Ternak domba dipelihara oleh 929 ribu RTUP (Rumah Tangga Usaha Peternakan), meningkat sebanyak 284 ribu jika dibandingkan pada tahun 2017, sedangkan ternak kambing dipelihara oleh 3,06 juta RTUP, meningkat sebesar 0.36 juta jika dibandingkan pada tahun 2017.

“Domba dan kambing berkontribusi penting dalam pemenuhan gizi masyarakat dan populasinya tersebar di seluruh Indonesia, selain itu pemenuhan kebutuhan produk daging domba dan kambing dapat dipenuhi dari wilayah sendiri. Prospek ekspor kambing dan domba masih sangat terbuka lebar, namun tantangannya ialah infrastruktur beserta struktur pasar domba dan kambing yang belum terlalu berkembang. Ke depan ini adalah hal yang akan menjadi perhatian pemerintah,” tambah Ketut.

Lebih lanjut disampaikan juga bahwa terkait ekspor, domba hidup berpotensi untuk diekspor ke negara Singapura dan Malaysia, sedangkan kambing hidup berpotensi di ekspor ke negara Brunei Darussalam.

“Pada tahun 2018, Indonesia telah berhasil mengekspor domba ekor tipis ke negara Malaysia dan Uni Emirat Arab sebanyak 3.732 ekor. Adapun pada tahun 2019 ini, Malaysia dan Republik Demokrat Timor Leste telah menyampaikan permintaan impor kambing dari Indonesia,” ungkap Ketut.

Senada dengan Ketut, Ketua Perserikatan Peternak Kambing Domba Yogyakarta (PPKDY), Didik BNF menyadari perlunya ekspor komoditas kambing dan domba sebagai salah satu solusi dalam memberikan kesejahteraan bagi peternak.

“Awalnya saya masih anti ekspor. Karena untuk pemenuhan lokal saja kita masih kurang. Namun apa yang disampaikan Dirjen PKH membuat saya berpikir bahwa ekspor bisa jadi alternatif memberikan kepastian harga dan kesejahteraan bagi peternak”, jelas Didik.

Dalam penjelasannya, Ketut memaparkan bahwa selain ternak non-bibit, kegiatan ekspor ternak kambing/domba untuk bibit dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan mutu benih, bibit ternak dan Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH), seperti diatur dalam Permentan Nomor 19 Tahun 2012 dan Permentan Nomor 51 Tahun 2011 tentang Rekomendasi Persetujuan dan Pengeluaran Benih dan/atau Bibit Ternak ke Dalam dan ke Luar Wilayah RI.

Kementerian Pertanian juga telah menetapkan kawasan pertanian nasional melalui Permentan Nomor 18 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertaian Berbasis Korporasi, dimana lokasi kawasan untuk pengembangan ternak kambing domba telah tesebar di 16 provinsi dan 34 kabupaten/kota. Untuk pengembangan usaha peternakan, Ketut menjelaskan bahwa peternak kambing/domba dapat memanfaatkan skema kemitraan karena Kemitraan Usaha Peternakan ini telah dipayungi regulasinya melalui Permentan Nomor 13 Tahun 2017.

Ketut berharap dengan adanya Pusat Pelatihan Kambing Domba Yogyakarta yang diresmikannya tersebut maka penerapan teknik pembibitan dan budidaya kambing domba dapat diimplementasikan dengan lebih baik dan dapat mendukung perkembangan populasi kambing-domba di Indonesia, sekaligus meningkatkan potensi ekspor produk peternakan.

“Mari kita jadikan momentum Breeder Camp dan peresmian Pusat Pelatihan Kambing Domba ini sebagai tonggak kebangkitan peternakan kambing dan domba di Indonesia. Dan kita tegaskan bahwa kambing dan domba Indonesia bisa go internasional” tambahnya.

Pada kesempatan terpisah (7/4), Dirjen PKH juga meresmikan Kampung Wisata Berbasis Peternakan Kambing dan Sentral Pengolahan Susu Kambing di Kemirikebo, Girikerto, Sleman, Yogyakarta. Ketut kembali menegaskan apresiasinya kepada para peternak dan juga menyampaikan tingginya potensi yang dimiliki peternakan di Indonesia, khususnya peternakan Kambing. Selain potensi ekspor yang masih terbuka, juga kesempatan untuk meningkatkan nilai tambah produk peternakan, serta menjadikan sentra-sentra peternakan sebagai icon baru agro-tourism.(***)