JAKARTA (Independensi.com) – Penumpukan penumpang terjadi di Pelabuhan Tanjung Buto, Kepulauan Riau pada Rabu (12/6) kemarin
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo mengatakan penumpukan penumpang di Pelabuhan Tanjung Buton diterima dari Kantor Pelabuhan Batam, Kepulauan Riau selaku Koordinator Angkutan Lebaran Tahun 2019 untuk wilayah Kepulauan Riau.
Menanggapi laporan ini, Agus minta Kantor Distrik Navigasi Kelas I Dumai untuk mengerahkan kapal navigasi KN. Rupat guna memuat penumpang yang masih berada di pelabuhan.
Agus mengungkapkan, bahwa penumpukan penumpang ini terjadi dikarenakan angkutan laut merupakan salah satu moda yang diminati oleh masyarakat Tanjung Buton untuk kembali ke tempat asalnya pada musim lebaran. Perubahan pola perjalanan inilah, yang mengakibatkan terjadinya lonjakan penumpang.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, PT. ASDP telah menambah 1 (satu) trayek tambahan kapal ferry dengan rute Tg Buton-Batam. Namun kenyataannya, 2 trayek dalam satu hari tersebut belum dapat menampung calon penumpang yang memadati pelabuhan.
Hal lain yang menyebabkan terjadinya lonjakan penumpang adalah karena minimnya penginapan yang tersedia di Tanjung Buton, sehingga mengakibatkan calon penumpang tidak memiliki pilihan, selain menunggu di area pelabuhan beserta keluarga.
“Untuk itulah, kami segera mengerahkan KN. Rupat dari Distrik Navigasi Kelas I Dumai untuk segera bergerak menuju Tanjung Buton. Kapal bertolak dari Dumai pada Selasa pukul 23.30 WIB dan sudah tiba di Tanjung Buton pada pukul 07.00 pagi hari ini,” ungkap Agus.
Dengan koordinasi dan sinergi yang baik antara Pokso Pelayanan Angkutan Lebaran Tahun 2019, penumpukan penumpang yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Buton telah berhasil diatasi.
Pada pukul 12.05 siang tadi, KN. Rupat telah berlayar menuju Batam dengan mengangkut sejumlah 284 orang penumpang, yang terdiri dari 99 orang penumpang laki-laki, 88 orang penumpang wanita, serta 97 orang penumpang anak-anak.
Agus menjelaskan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah mensiagakan kapal-kapal cadangan dan kapal negara untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal semacam ini. Agus juga menyatakan pihaknya telah menambahkan alat-alat keselamatan seperti life jacket, sekoci, dan sebagainya. (hpr)