JAKARTA (IndependensI.com) – Ajang bulutangkis bergengsi bertajuk Blibli Indonesia Open (BIO) 2019, kembali digelar. Perhelatan berhadiah total US$ 1,250 juta atau sekitar Rp 17 Milyar ini, dimainkan di Istana Olahraga (Istora) Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada 16-21 Juli 2019. Turnamen bintang lima Blibli Indonesia Open 2019 memasukkan konsep sportartainment yang mengkombinasikan olahraga dan hiburan serta unsur seni. Hal ini mengakomodur permintaan pasar dan kaum milenial.
“Biasanya kami tampil dengan konsep sportainment, tapi kami tahu konsep ini sudah diikuti negara-negara lain. Kami di-challenge untuk terus bisa menjadi turnamen terbaik di dunia, dan sekarang kami akan mengusung tema sportartainment,” ujar Ketua Panita Pelaksana Blibli Indonesia Open 2019, Achmad Budiharto seperti dikutip dari badmintonindonesia.org, Rabu (26/6/2019). Budiharto menambahkan, Istora akan sedikit berubah yakni akan ada ornamen seni yang mengakomodir kaum milenial serta bagi yang membawa keluarga.
Lebih lanjut, turnamen level Super 1000 yang merupakan posisi tertinggi di rangkaian BWF World Tour, menurut CEO Blibli.com, Kusumo Martanto, dapat dijadikan destinasi wisata. Antusias calon penonton BIO memang begitu luar biasa. BIO tak hanya diincar sebagai tontonan olahraga dengan bintang-bintang bulutangkis dunia, tetapi juga event olahraga yang dikemas menarik. “Ini jadi tantangan buat kami, tiap tahun harus makin bagus. Tahun ini akan ada konsep sport-artainment. Bukan hanya menyelenggarakan turnamen bulutangkis tapi untuk semua yang datang, termasuk keluarganya, mungkin bisa jadi destinasi wisata Indonesia,” ujar Kusumo.
Selain itu, Kusumo juga membocorkan bilamana di ajang BIO akan ada tempat khusus untuk para produsen lokal yang merupakan kategori UKM (Usaha Kecil Menengah) yang mau memperkenalkan produknya. “Kami mau memperkenalkan produk Indonesia, kami dukung dan bangga Indonesia punya banyak potensi, supaya lebih dikenal,” tutur Kusumo.
Tantangan Olimpiade
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PP PBSI Wiranto menuturukan bahwa event kelas dunia, Blibli Indonesia Open 2019 menjadi salah satu tantangan bagi para pebulutangkis jelang Olimpiade Tokyo 2020. BIO memang menjadi salah satu turnamen yang sudah masuk dalam penghitungan poin olimpiade. Dipastikan, para pebulutangkis dunia akan berlomba-lomba untuk meraih gelar yang artinya akan menambah perolehan poin yang berpengaruh pada peringkat dunia mereka.
“Untuk penyelenggaraan, Indonesia dikenal sebagai tuan rumah yang baik. Selalu dapat acungan jempol atau pujian, seperti di Asian Games. Begitu juga Indonesia Open, banyak dapat pujian, well organized, para atlet asing pun sangat senang main di Indonesia karena penontonnya antusias dan fair, tepuk tangan untuk yang (main) bagus, bukan cuma pemain Indonesia,” kata Wiranto.
Lebih lanjut Wiranto mengatakan, ada kemajuan prestasi atlet bulutangkis Indonesia dalam event dunia. Hanya saja belum menjamin mampu untuk terus menjuarai event-event dunia, seperti di Piala Sudirman 2019. “Event ini jadi tantangan, uji coba dan menentukan untuk olimpiade 2020. Di event ini bisa kelihatan, pemain mana yang akan diperhitungkan, kita mendoakan atlet-atlet kita dapat berprestasi terbaik,” tutur Wiranto.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susi Susanti mengemukakan bahwa tim Indonesia tengah menjalani latihan persiapan jelang BIO. Panjangnya jarak waktu antara BIO dan turnamen sebelumnya (Australia Open 2019), membuat pemain top level bisa memiliki waktu persiapan yang cukup. “Persiapan cukup baik, ada waktu sebulan untuk persiapan. Kondisi atlet pun baik, kami berharap di BIO, para atlet bisa tampil maksimal, karena memang ini salah satu target kami, selain poinnya tinggi, BIO sudah masuk hitungan ke olimpiade,” ucap Susi.
PBSI menargetkan satu gelar juara, peluang terbesar memang ada di nomor ganda putra lewat pasangan rangking satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon). Ia berharap bisa mengulang sukses tahun lalu dimana Indonesia bisa merebut dua gelar juara dari ganda putra (Kevin/Marcus) dan ganda campuran (Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir). Tahun ini, nomor andalan tak hanya ganda putra, tetapi juga ganda campuran dan tunggal putra. Susi pun berharap ganda putri dan tunggal putri bisa membuat kejutan dan mendapat hasil yang lebih baik dari tahun lalu.