BEKASI (IndependensI.com)- Program ‘sedekah sampah’ yang digagas Pemkot Bekasi, diharapkan dapat mengutangi volume sampah yang dibuang ke tempat pengolahan akhir (TPA) Sumurbatu di Kecamatan Bantargebang. Sebab keberadaan sampah di Kota Bekasi, hingga kini masih merupakan persoalan pelik.
Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, setiap hari sampah yang masuk ke kota ini dari DKI Jakarta rata-raya 7.500 ton per hari, ditambah sampah warga setempat sekitar 1.700 ton tiap hari. Semuanya sampah-sampah tersebut dibuang di dua tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Kecamatan Bantargebang.
Mulau Juli 2019, Pemkot Bekasi melaksanakan program ‘Sedekah Sampah’. Ini dilatari kepedulian pemerintah daerah terhadap produksi sampah yang terus bertambah di kota penyangga Jakarta tersebut.
Program “Sedekah Sampah” itu diwajibkan bagi seluruh apatur sipil negera (ASN) di lingkungan Pemkot Bekasi. Dengan program ini, diharapkan pegawai Pemkot Bekasi dapat memberikan keteladan terkait pengelolaan sampah, khususnya sampah anorganik.
Jika konsisten para ASN dan pegawai Tenaga Kerja Kontrak (TKK) se Kota Bekasi dapat membawa sampah setiap hari Senin, diharapkan dapat mengurangi sampah hingga 30 persen, sebagaimana diuangkapkan Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto.
Program Sedekah Sampah ini diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, untuk mengumpulkan sampah-sampah yang dihasilkan dinas (organiasai perangkat daerah/OPD), RSUD Kota Bekasi, serta badan dan lingkungan kecamatan se-Kota Bekasi untuk dikumpulkan, ditimbang dan dibawa ke sekretariat Bank Sampah Induk Patriot (BSIP) di Mustikajaya. Pengumpulan dilakukan di Kantor Wali Kota Bekasi setiap Senin mulai pukul 06.00-09.00 WIB. (adv/humas/jonder sihotang)