SERPONG (IndependensI.com) – Setelah diluncurkannya Peta Okupasi Sektor Pertanian yang disahkan oleh 5 Kementerian/Lembaga yaitu Kementerian Pertanian (Kementan), Bappenas, Kemenaker, BNSP dan KADIN sebanyak 449 jabatan pada Bulan April 2019 lalu, saat ini Kementerian Pertanian tengah menyiapkan sumberdaya manusia (SDM) Pertanian yang akan digenjot menjadi pelaku agribisnis khususnya bidang perkebunan kelapa sawit.
“Ini bertujuan guna mewujudkan Indonesia menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia,” demikian dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedy Nursyamsi pada Konsensus KKNI Bidang Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Serpong (12/8/19)
Dedi menegaskan mencetak generasi muda pertanian kualitas ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi, yakni tahun ini pembangunan nasional berorientasi pada peningkatan SDM yang berbasis kompetensi. Langkah yang akan ditempuh Kementan untuk meningkatkan keberterimaan internasional pada produk kelapa sawit Indonesia serta mempunyai daya saing sehingga dapat meningkatkan ekspor kelapa sawit dengan tetap mempertahankan keberlanjutan lingkungan.
“Artinya, langkah ini perlu didukung oleh ketersediaan SDM yang kompeten.Pembangunan sumberdaya manusia jadi perhatian yang serius karena kita tidak bisa terus menerus mengandalkan sumberdaya alam yang melimpah tanpa tersedianya kualitas SDM yang berkompeten termasuk bidang perkebunan kelapa sawit,” tegasnya.
“Hal ini Untuk menjawab tantangan tersebut ada empat hal yang perlu kita bangun yaitu membangun sistem standardisasi, pendidikan, pelatihan dan sertifikasi,” pintanya.
Peta Okupasi yang sebelumnya diharapkan dapat mempercepat penyelesaian Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagai acuan lembaga pendidikan, pelatihan dan sertifikasi dalam mendukung kualitas lulusan pendidikan atau pelatihan yang menghasilkan SDM kompeten dan berdaya saing sesuai dengan permintaan Dunia usaha/ Dunia Industri (Du/Di). Peta jabatan dalam KKNI mendorong terciptanya link and match antara dunia pendidikan, pelatihan dan lembaga sertifikasi dengan Dunia usaha/ Dunia industri (Du/Di).
“SDM sebagai pengungkit utama produksi sawit mulai dari Hulu sampai dengan Hilir. Indonesia mempunyai iklim tropis yang sudah tidak diragukan lagi untuk pertumbuhan kelapa sawit,” beber Dedi.
Selanjutnya, sambungnya, yang menjadi tugas pemerintah melalui Kementan yakni untuk menggenjot SDM agar meningkatkan produktivitas kelapa sawit tersebut. Kuncinya harus genjot SDM agar menjadi pelaku agribisnis yang Profesional, Mandiri, Handal, Kompeten dan Berdaya Saing. Bagaimana menggenjotnya, tentunya melalui pendidikan, pelatihan dan sertifikasi kompetensi perkebunan kelapa sawit.
“Karena itu, diharapkan KKNI ini dapat diaplikasikan di lembaga pendidikan, pelatihan dan sertifikasi agar Indonesia menjadi Produksi Kelapa Sawit terbesar,” tutup Dedi.(***)