Jakarta (Independensi.com)
Aksi demo masyarakat Papua dan Papua Barat sebagai buntut insiden di Surabaya dan Malang, Jawa Timur membuat aktifitas di sejumlah kantor pemerintah, termasuk institusi penegak hukum seperti di Kejaksaan Negeri Sorong, Papua Barat ikut terpengaruh.
Kepala Kejaksaan Negeri Sorong, Akhmad Muhdor mengakui untuk sementara ini jajarannya baik pegawai TU dan jaksa sedang tidak ada pekerjaan atau aktifitas karena terpengaruh aksi demo.
“Kami memang tetap masuk kantor. Hanya saja tidak ada pekerjaan, termasuk para jaksa yang biasa melakukan sidang di pengadilan,” kata Muhdor kepada Independensi.com, Rabu (21/8/2019).
Masalahnya, tutur dia, aparat kepolisian masih sibuk dengan kegiatan pengamanan di wilayah dan tahanan kejaksaan juga pada kabur.
“Sudah tidak ada lagi napi dan tahanan yang ada di lembaga pemasyarakatan. Hakim juga pada mengamankan diri,” kata Muhdor.
Dia menyebutkan para tahanan yang kabur adalah para pelaku kasus kriminal kecil. Sedang untuk tersangka kasus ribuan kubik kayu ilegal tidak kabur.
Namun disebutkannya untuk kegiatan lain, selain perkara tetap jalan. “Karena kami harus up date laporan intel,” kata Muhdor.
Terkait pengamanan kantor Kejari, dia menyebutkan tak ada pengamaman khusus. “Hanya ada patroli yang selalu melintas, dan kebetulan kantor kami berdampingan perumahan Korem dan Angkatan Laut,” ucap mantan Kabag Tata Usaha Kejati Jambi ini.
Ditambahkan Muhdor selama tiga hari dua malam ini dia dan para Kasi tidak pulang ke rumah. “Tapi kami menginap di kantor untuk pengamanan kantor.”(MUJ)