JAKARTA (IndependensI.com) – Ganda putra unggulan keempat Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan melaju ke perempat final Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019, setelah mengalahkan ganda putra Skotlandia, Alexander Dunn/Adam Hall 21-19, 21-16, Kamis (22/8/2019).
Meski peringkatnya terpaut jauh dari ganda Skotlandia peringkat 59 dunia itu, Ahsan/Hendra tidak memenangkan pertarungan ini dengan mudah. Ganda putra peringkat dua dunia itu tertinggal sejak awal pertandingan dan baru menyamakan kedudukan pada 14-14. Sejak itu mereka berbalik memimpin meskipun lawannya beberapa kali menyamakan kedudukan sampai 19-19.
Dua kali pengembalian yang gagal dari pemain Skotlandia memberi poin bagi Ahsan/Hendra untuk merebut gim pertama 21-19. Perolehan angka yang ketat berlanjut pada gim kedua dengan kedua pasangan saling menyamakan kedudukan 13-13.
Empat poin beruntun dari pasangan Indonesia memperlebar jarak angka menjadi 17-14, dan tiga kesalahan. Kembali, tiga kali pengembalian pasangan Skotlandia yang gagal memberi poin bagi Ahsan/Hendra yang membawa kemenangan.
Sementara itu, ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengikuti pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan masuk ke babak 16 besar. Fajar/Rian yang menjadi unggulan ketujuh, berhasil mengatasi kehilangan gim pembuka untuk meraih kemenangan atas pasangan Inggris, Marcus Ellis/Chris Langridge 14-21, 21-18, 21-14.
Gregoria Kandas
Dari nomor Tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung gagal mengamankan keunggulan 20-18 pada gim kedua untuk bisa mencapai target babak delapan besar pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019. Tunggal putri unggulan 14 ini tinggal kurang satu poin lagi untuk memenangi laga melawan unggulan ketujuh asal Thailand Ratchanok Intanon pada babak 16 besar. Gregoria merebut gim pertama 21-18 dan membalik ketertinggalan 14-17 menjadi unggul 19-17 untuk kemudian 20-18 pada gim kedua sebelum Ratchanok kembali memimpin dan memenangi pertandingan.
“Gim pertama dan kedua kurang lebih sama, saya bisa menyamakan kecepatan dia. Dan walaupun dia sedikit mengubah pola pada gim kedua saya bisa lebih cepat mengetahuinya,” ujar Gregoria seperti dikutip dari Antara. “Tapi pas poin leading 20-18 itu malah tegang sendiri, kurang sabar, pingin buru-buru terus gitu,” aku Gregoria. Ia melanjutkan, sebenarnya sejak awal sudah merasa enak meladeni permainan pemain Thailand peringkat enam dunia itu.
Ketidakmampuan Gregoria melupakan kegagalan pada gim kedua membuatnya bermain tidak maksimal pada gim penentuan sehingga memberi kemenangan bagi Ratchanok. Jadi, lanjut dia, pada gim ketiga ia tidak mampu lepas dari kekalahan gim kedua, sementara lawannya sudah lebih percaya diri, sehingga ia tertinggal jauh.
Kekalahan Gregoria membuat Indonesia tidak mempunyai wakil tunggal putri pada babak delapan besar setelah tunggal putri lainnya, Fitriani, tersisih pada putaran kedua.