DENPASAR (IndependensI.com) – Paramedik Veteriner Indonesia (Paravetindo) mempunyai peran yang penting dalam mendukung keberhasilan dan merupakan ujung tombak pelaksanaan Program Upsus Siwab. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita saat membuka acara Musyawarah Wilayah Paravetindo DPW Bali yang dihadiri oleh Ketua Umum Paravetindo, Ketua DPW Paravetindo Bali, Para Pengurus Paravetindo di Denpasar, Jumat (30/8/2019).
Ketut menyampaikan bahwa sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 03 Tahun 2019 tentang Pelayanan Jasa Medik Veteriner, maka tenaga inseminator, PKb, dan ATR telah dimasukkan kedalam kelompok Paramedik Veteriner. “Peraturan Menteri Pertanian ini juga mengatur legalitas profesi paramedik dalam bentuk Surat Izin Pelayanan Paramedik (SIPP), serta kepastian hukum bagi para petugas mandiri maupun Aparatur Sipil Negara dalam melakukan praktik profesi kepada masyarakat” tambah Ketut.
Menurutnya, dengan jumlah paramedik veteriner yang cukup banyak yakni terdiri dari 6.583 orang adalah paramedik kesehatan hewan, 9.277 orang Inseminator, 4.298 orang PKb, dan 153 orang ATR maka sangat jelas sekali bahwa paramedik merupakan pendukung utama keberhasilan Upsus Siwab.
Saat ini, capaian Program Upsus Siwab menunjukan hasil yang menggembirakan, dimana secara nasional sejak tahun 2017 hingga bulan Juni 2019, capaian Program Upsus Siwab yakni (i) Inseminasi Buatan/IB menunjukan realisasi 10,6 juta ekor akseptor atau 105 % dari target 10 juta ekor akseptor; (ii) Kebuntingan 5 juta ekor atau 69,19% dari target 7,2 juta kebuntingan; dan (iii) Kelahiran sebanyak 3.7 juta ekor atau 64,18% dari target 5.7 juta ekor.
Diungkapkan Ketut bahwa data capaian kinerja Upsus Siwab tahun 2019, per tanggal 22 Agustus 2019 adalah akseptor yang di IB sebanyak 2,9 juta ekor atau 79,8% dari target tahunan 3 juta ekor, bunting 1,4 juta ekor atau 68,1% dari target tahunan 2,1 juta ekor, dan lahir 1,3 juta ekor atau 76,3% dari target tahunan 1,6 juta ekor. Untuk mencapai angka capaian IB tersebut, salah satu kegiatan dikontribusikan dari penanggulangan gangrep dengan target nasional sebanyak 67,8 ribu ekor tertangani dan target kesembuhan 47,4 ribu ekor atau 70% dari yang ditangani.
Sementara itu, menurut Ketut, capaian Upsus Siwab Provinsi Bali bulan Januari sampai dengan 22 Agustus 2019 untuk realisasi IB sebanyak 52 ribu ekor akseptor atau 67.5% dari target 70 ribu ekor, realisasi kebuntingan sebanyak 30,7 ribu ekor atau 62,6% dari target 49 ribu ekor, dan realisasi kelahiran sebanyak 22,8 ribu ekor atau 58,2% dari target 20,104 ekor.
Mengamini pernyataan Ketut tentang peran penting paramedik veteriner dalam Upsus Siwab, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Wayan Mardiana menyambut baik terbentuknya perhimpunan paramedik veteriner yang meliputi inseminator, pemeriksaan kebuntingan (Pkb), dan asisten teknik reproduksi (ATR) yang dianggapnya mempunyai fungsi strategis dalam memberikan pelayanan medik veteriner dan medik reproduksi kepada masyarakat. Wayan juga berharap ke depan, peran strategis dalam Upsus Siwab yang sudah baik ini dapat dipertahan dan ditingkatkan.