JAKARTA (IndependensI.com) – Kegiatan promosi dan misi dagang dalam bentuk pameran, forum bisnis dan promosi lain yang diikuti oleh para eksportir berhasil meningkatkan animo ekspor sepanjang tahun 2019 ini. Diperkirakan peningkatan ekspor meningkat pada bulan September sampai akhir tahun, seiring dengan dimulainya masa panen buah eksotik Indonesia, seperti manggis dan mangga.
Salah satunya, PT. Radja Manggis Sejati usai mengikuti pameran International Fruit Expo 2019 di Guangzhou, China 2 bulan lalu mendapatkan kontrak baru sebanyak 21 kontainer. Pasokan manggis mereka dapatkan dari Aceh dan Sumatera Barat.
“Kontrak baru kami 21 kontainer, dengan volume per kontainer 18,8 ton manggis. Saat ini kami sudah mengirimkan pesanan sebanyak 2 kali. Selanjutnya akan lebih cepat karena sudah mulai memasuki masa panen raya buah manggis,” ujar Wawan, Direktur PT. Radja Manggis Sejati.
Manfaat promosi ini diakui para eskportir buah sangat membantu ekspansi bisnis mereka. “Upaya promosi dari Ditjen Hortikultura sangat membantu kami untuk melebarkan sayap bisnis kami. Sehingga buah lokal kita makin dikenal negara lain,” ujar Pimpinan PT. Mahkota Multi Mandiri, Berry Gaswara.
Berry mengatakan bahwa perusahaannya rutin 2 kali seminggu mengekspor sayuran seperti baby buncis, buncis super, water cress dan edamame ke Singapura. Pengiriman dilakukan setiap minggu pada hari Senin dan Kamis dengan jumlah 500 kg sampai 1 ton per pengiriman.
“Kontrak ekspor sayuran ke Singapura ini adalah buah dari forum bisnis yang digagas oleh forum Agri-Business Working Group (AWG) Indonesia-Singapura pada 2018 yang lalu. Kami juga hampir tiap hari mengekspor mangga Arumanis dan Gedong ke Singapura dengan volume 5-10 ton per minggu. Ada sebanyak 3 buyer/importir mangga yang menjadi pembeli tetap perusahaan,” tambah Berry.
Selain ke Singapura, PT. Mahkota Multi Mandiri juga rutin mengekspor mangga ke Malaysia sebanyak 2-3 ton setiap minggu. Perusahaan ini menargetkan ekspor mangga pada 2019 sebanyak 200 ton.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik mengatakan bahwa Kementerian Pertanian saat ini terus berupaya meningkatkan daya saing komoditas hortikultura di pasar Internasional. Berbagai kebijakan seperti peningkatan produksi dan penerapan Good Agriculture Practices, mutu pasca panen, pengolahan hasil serta promosi dan diseminasi sesuai dengan Permentan Nomor 19 tahun 2019 terus diperhatikan.
Upaya meningkatkan jumlah buyer dan memperluas pasar juga dilaksanakan dengan menyediakan stan pameran untuk diisi para eksportir hortikultura dalam pameran Trade Expo Indonesia (TEI) yang akan berlangsung pada 16-20 Oktober 2019 di Indonesia nanti. Diharapkan para eksportir hortikultura dapat memanfaatkan promosi terpadu pada TEI kali ini yaitu hortikultura, perkebunan dan perikanan. Selain mengisi stand pameran, para eksportir berkesempatan mengikuti pertemuan business to business (B2B) dengan para buyer manca negara yang datang ke pameran.