JAKARTA (Independensi.com) – Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian, Ketut Kariyasa menyatakan bahwa saat ini pemerintah terus memperbaiki semua layanan yang berkaitan dengan izin dan kemudahan ekspor. Upaya ini bahkan sudah dilakukan sejak empat setengah tahun terakhir untuk memacu pertumbuhan ekonomi secara nasional.
“Yang jelas, kami tidak henti-hentinya melakukan terobosan kebijakan, terutama yang menyangkut proses eskpor, perbaikan sistem layanan karantina, membangun kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan budaya, serta peningkatan efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi pertanian,” ujar Kariyasa, Selasa (3/9).
Selain itu, kata Kariyasa, pihaknya juga melakukan diplomasi untuk memperluas jenis komoditas dan tujuan pasar ekspor ke negara-negara baru. Hal ini dilakukan mengingat investasi dan ekspor merupakan motor penggerak utama ekonomi nasional.
“Hasil nyata dari kerja keras dan keseriusan Kementan dalam mendorong ekspor ini terlihat jelas dari peningkatan ekspor selama Januari-Juli 2019 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018. Oleh karena itu, kebijakan ini harus ditangani serius,” katanya.
Kariyasa menjelaskan, selama Januari-Juli, ekspor produk pertanian meningkat sebesar 3,0 persen. Angka ini jauh meningkat jika dibandingkan Januari-Juli 2018 yang hanya 22,71 juta ton atau meningkat menjadi 23,39 juta ton. Selain itu, pada Januari-Juli 2019, Indonesia juga tercatat mengalami surplus perdagangan produk pertanian sebesar US$ 4,25 Milliar atau setara Rp 61,52 Triliun.
“Bukan hanya itu, kinerja ekspor produk pertanian selama tahun 2014-2018 juga sangat membanggakan. Ini terlihat pada tahun 2013, dimana ekspor produk pertanian Indonesia masih bertengger pada angka 33,5 juta ton. Tapi pada tahun-tahun berikutnya, angkanya terus meningkat,” katanya.
Pada tahun 2018, ekspor pertanian Indonesia mencapai 42,5 juta ton. Angka tersebut meningkat sekitar 9 juta ton atau 26,9 persen jika dibanding tahun 2013. Pada periode yang sama, nilai ekspor pertanian juga meningkat sebesar 29,6 persen, dari Rp 320,97 Triliun pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp 415,87 Triiun pada tahun 2018.
“Angka ekspor pada 2019 tersebut masih akan terus meningkat mengingat proses ekspor ke berbagai negara masih berlangsung,” tukasnya.