JAKARTA (Independensi.com) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyeleksi ketat kepala sekolah dan guru yang terindikasi terpapar paham radikalisme.
Caranya dengan seluruh jajaran tenaga pendidik di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah tersebut diteguhkan kembali pendiriannya terhadap Pancasila.
“Kita kumpulkan di Dinas Pendidikannya, lalu saya pun sampaikan tawaran,” kata Ganjar ditemui usai menyampaikan Seminar Nasional Terkait Pembangunan Sumber Daya Manusia di Gedung Lemhanas, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (20/9), dilansir dari cnnindonesia.
Ganjar mengaku telah memecat kurang lebih tujuh Kepala Sekolah di Jawa Tengah yang terindikasi menganut paham radikalisme.
Akibatnya Ganjar menjadi sasaran perundungan di media sosial.
“Saya di-bully oleh kelompok sebelah. Ya (akun) anonim gitu,” kata Ganjar.
Meski sempat dirundung, Ganjar mengaku tetap melanjutkan programnya terkait pencegahan paham radikalisme ini.
Dia pun telah menyampaikan secara langsung kepada seluruh Kepala Sekolah dan tenaga pendidik di Jateng, jika memang tak setuju dengan paham Pancasila dan menganut paham radikalisme hingga komunisme lebih baik keluar dari jabatan yang mereka emban.
“Saya sampaikan tawaran. Kalau tak suka sama Pancasila tak apa-apa, kalau Anda komunis silakan Anda keluar. Kalau Anda usung khilafah silakan Anda keluar. Gitu saja,” kata Ganjar.
Ganjar mengatakan tujuh kepala sekolah yang diduga terindikasi menganut radikalisme kini mendapat pembinaan.
Pemahaman Pancasila di sekolah dinilai penting untuk dibenahi. Ganjar menganggap sekolah merupakan tempat yang harus segera dibenahi mengenai ideologi.
Ia mengaku mendapat banyak laporan dari banyak tokoh agama dan masyarakat mengenai geliat penanaman paham radikalisme di sekolah yang mulai masif.