JAKARTA (Independensi) – Tanpa dijadwalkan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo blusukan di Pasar Tani dan kantin yang ada di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jumat pagi (22/11). Kunjungan ini sengaja dilakukannya untuk melihat langsung aktivitas Pasar Tani yang menyajikan berbagai kebutuhan rumah tangga dan berbagai produk pertanian.
Pasar yang sudah melengenda ini memang hanya berlangsung tiap Jum’at. Pasar tersebut menjadi ajang pemasaran produk pertanian langsung dari petani atau gabungan kelompok tani. Beberapa komoditas petanian, khususnya hortikultura banyak dijajakan di Pasar Tani. Ada juga produk olahan pertanian.
Meski namanya Pasar Tani, tapi dilokasi pasar ‘dadakan’ itu juga dijajakan berbagai produks tekstil dan life style. Pada kesempatan itu mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu membeli kacamata yang kemudian beristirahat di salah satu kedai kopi yang berada di kantin Kementerian Pertanian.
Kebiasaan ngopi plus susu ala SYL ini memang sudah dilakukan sejak masih merintis karier di dunia pemerintahan. Mulai dari Camat hingga menjadi Gubernur Sulawesi Selatan 2 periode.
Bahkan SYL bisa dengan santainya berlama-lama ngobrol di warung kopi dengan kolega maupun rakyatnya. “Setiap pemimpin harus mengutamakan diskusi untuk mengetahui segala persoalan dan solusinya. Salah satunya dengan ngopi,” ujarnya.
Sebelum pada Rabu (20/11), SYL juga mengunjungan kantin Kementerian Pertanian, kemudian mengajak makan bersama pejabat eselon 1 dan wartawan pertanian. Pada kesempatan itu, SYL bercerita mengakui sektor pertanian bukanlah pekerjaan kecil dan biasa-biasa. Pertanian adalah masalah besar dan strategis, sehingga perlu konsentrasi dan bergerak bersama dalam mengurusi sektor tersebut.
“Bantu saya dalam membangun pertanian, kita harus bergerak bersama-sama, termasuk dengan media massa. Jadi kalau sebelum sudah bagus, ke depan harus lebih bagus,” kata Syahrul kepada wartawan.
Karena itu menurut Syahrul, pertanian tidak bisa hanya dilihat di Jawa saja, tapi seluruh Indonesia. Karena itu perlu pendekatan yang komprehensif agar semua aktifitas pembangunan pertanian dapat sesuai dengan kondisi yang ada dan agroklimatnya masing-masing daerah.