Mentan Syahrul dalam rapat pertemuan dengan perwakilan 4 Kabupaten yang tergabung dalam BKSU, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (3/12) Humas Kementan

Mentan Syahrul Bangun Pertanian di Daerah Untuk Kemandirian Pangan

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyatakan keinginannya untuk membangun pertanian khususnya di empat kabupaten yang tergabung dalam Badan Kerjasama Utara-utara (BKSU) yakni Bone Bolango, Bolaang Mongondow Utara, Gorontalo Utara, dan Buol dengan konsep kemandirian pangan dan tidak hanya bertumpu pada bantuan subsidi pemerintah saja.

“Saya terbiasa menghitung berapa kebutuhannya. Sehingga jangan hanya mengandalkan bantuan saja, karena tidak ada garansi kedepanya, namun bukan berarti dari pemerintah tidak ada bantuan kepada petani, namun sebaiknya budayakan untuk bisnis pertanian juga memanfaatkan KUR (Kredit Usaha Rakyat),” ujar Syahrul dalam rapat pertemuan dengan perwakilan 4 Kabupaten yang tergabung dalam BKSU, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta (3/12)

Syahrul menekankan perlunya mendorong petani untuk terbiasa bertanggung jawab, bukan hanya konsep bagi-bagi saja. Kementan memikirkan bagaimana cara untuk mengembangkan pertanian dan Menteri Pertanian akan mencoba untuk menerapkan konsep baru.

“Kalau kita kasih bantuan pupuk dan tidak ada peningkatanya untuk apa, harus ada jaminanya dan produktivitas juga harus naik, sehingga data bantuan yang digunakan harus konkrit, “ tegas Syahrul

Terkait data pertanian dalam pertemuan tersebut Syahrul menyampaikan bahwa dirinya tengah membangun Sistem Komando Strategis Teknis Pertanian (Kostra Tani) dalam 100 hari pertama, dan dalam level lapangan, pengendalian dan operasionalnya dipusatkan di kecamatan-kecamatan. balai-balai penyuluhan pertanian di tingkat kecamatan akan dilengkapi dengan data dan perangkat digital yang bisa memantau kapan dilakukan panen, proses tanam, dinamika pasar dalam dan luar negeri sampai pergerakan Alsintan

“Oleh karena itu para Bupati bisa ketemu saya nantinya disana, semua masalah yang ada di pertanian ada di Kostra Tani, semua pengendalian pertanian ada di sana sesuai dengan data konkrit, jadi tidak ada yang bohong , “ ujar Syahrul.

Kerjasama BKSU yang telah berjalan selama 4 tahun ini selain memiliki tujuan untuk mendorong percepatan pembangunan di Kawasan utara Sulawesi dengan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, saling memperkuat ntuk peningkatan kesejahteraan masyarakat juga untuk mewujudkan keempat daerah ini menjadi Kawasan strategis nasional perbatasan negara aspek ekonomi wilayah.

Pada kesempatan yang sama Bupati Buol, Amiruddin Rauf menyatakan bahwa saat ini Kabupaten Buol memiliki potensi lahan seluas 150 ribu dan dalam dua tahun kedepan menargetkan Buol menjadi lumung sapi Nasional dengan produksi 1 juta ekor sapi.

” Kami sangat bergembira karena pak Menteri Pertanian optimis dengan program kami, beliau juga akan membantu mememenuhi bibit jagung, bibit padi dan juga alsintan tentunya dengan cara subsidi langsung maupun melalui KUR, “ pungkas Amiruddin

Hadir juga dalam pertemuan tersebut Wakil Bupati Gorontalo Utara, Thariq Modanggu ia menyatakan bahwa selain menyampaikan progress yang sudah di lakukan oleh masing-masing Kabupaten, Mentan juga menyampaikan focusnya tentang pertanian jagung dan tanaman padi. Selain itu Thariq juga menyampaikan bahwa Mentan memberikan tantangan kepada para kepala untuk membuat perencanaan pembangunan secara terukur dan benar-benar untuk kepentingan rakyat.

Sementara itu Sekjen BKSU, Fachrudin Zain Olilingo mengatakan bahwa kebijakan Menteri Pertanian untuk mendukung kemandirian pangan sangat baik karena selama ini kita membangun pertanian selalu bertumpu pada subsidi pemerintah, sehingga Mentan menegaskan ingin merubah mindset tersebut bahwa selain membangun pertanian juga ingin membangun tanggung jawab petani.

“ Oleh karena itu pembiayaan dari pengembangan pertanian dilakukan melalui KUR, diharapkan para Bupati bisa menunjang, Pak Menteri akan menyediakan fasilitasnya, tetapi tanggung jawab harus ada, jadi petani kita ajak, kita didik dan pak Menteri mengharapkan juga kontribusi dr perguruan tinggi, karena kita negara yang memeiliki potensi yang besar, “ ungkap Fachrudin.