JAKARTA (Independensi.com) – Pembangunan infrastruktur yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tidak hanya bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi, namun juga untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang layak. Salah satunya melalui program pembangunan infrastruktur kerakyatan seperti Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan terpenuhinya sanitasi dan air bersih akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya berpengaruh terhadap penurunan stunting di Indonesia.
“Selain infrastruktur yang besar, Kementerian PUPR juga mendapat tugas untuk membangun infrastruktur kerakyatan. Pembangunan infrastruktur kerakyatan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat seperti jembatan gantung, rumah subsidi, penanganan kawasan kumuh, air minum dan sanitasi,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Pembangunan Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi layak yang berkelanjutan serta perilaku hidup bersih dan sehat, menurunkan buang air sembarangan dan angka penyakit serta mengarus-utamakan program penyediaan akses air minum dan sanitasi melalui partisipasi aktif masyarakat. Sasaran Pamsimas adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di wilayah perdesaan yang mengalami keterbatasan akses air minum dan sanitasi layak.
Secara nasional, capaian Pamsimas selama kurun waktu 2015-2019 menjangkau 10.059 lokasi dengan anggaran sebesar Rp 2,38 triliun. Pada tahun 2020, Kementerian PUPR menganggarkan Rp 699 miliar untuk program Pamsimas dengan target 2.967 desa.
Program Pamsimas yang telah dilakukan Kementerian PUPR salah satunya di Provinsi Kalimantan Selatan dengan membangun sejumlah fasilitas air minum dan sanitasi untuk melayani 1.047 jiwa masyarakat Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar. Peresmian pembangunannya dilaksanakan di Desa Tambak Baru Ulu, pada Rabu (5/2/2019) oleh Bupati Banjar Kholilurrahman bersama Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kalsel Ditjen Cipta Karya Muhammad Reva.
“Program Pamsimas dibangun dengan dana APBN 2019 berupa 1 unit pengolahan air bersih, menara air, pemasangan 608 meter jaringan perpipaan, 1 rumah pompa beserta instalasi listrik, 1 unit wc sekolah, dan 1 unit tempat cuci tangan pakai sabun. Fasilitas tersebut berpotensi dapat melayani 1.047 jiwa,” kata Muhammad Reva.
Pada kesempatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Banjar secara simbolis melakukan pembongkaran jamban terapung sebanyak 302 buah yang tersebar di 22 desa dari 5 kecamatan yakni Kecamatan Astambul, Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat dan Sungai Tabuk.
Bupati Banjar Kholilurrahman mengatakan penghapusan jamban apung sudah memasuki tahun ke-5 sejak 2016 dengan target pengurangan 1.000 jamban apung selama 5 tahun. Total jamban apung yang sudah dibongkar hingga tahun 2020 sebanyak 913 buah, tersisa 87 buah dari target 1.000 buah.
“Kami sangat mengapresiasi kepada semua pihak yang telah berperan aktif dan memberikan kontribusinya dalam pembangunan wc dan tangki septik di permukiman bantaran sungai sehingga mengurangi penggunaan jamban terapung. Bagi warga masyarakat penerima bangunan wc dan tangki septik, saya berharap untuk dapat memanfaatkan dan memelihara sesuai dengan fungsinya,” ujar Khalil. (wst)