Warga Desa Punti Kayu

Kades Keberatan Karena Warga Pasang Aliran Listrik Baru PLN Tanpa Melalui Biro Yang Ditunjuknya

Loading

RENGAT (Independensi.com) – Ada ada saja pejabat yang masih berulah di negeri ini. Masuknya aliran listrik PLN untuk kesejahteraan warganya mestinya disyukuri, karena sudah lama penerangan lampu listrik PLN ini dirindukan warga.

Namun tidak demikian dengan seorang kepala desa di Provinsi Riau ini. Surman Pasaribu seorang Kepala Desa, Desa Punti Kayu, Kecamtan Batang Peranap, Kabupeten Indragiri Hulu – Riau, justru merasa keberatan setelah warganya memasang listrik PLN.

Alasannya merasa keberatan karena warga tidak memasang aliran listrik PLN tanpa melalui perusahaan atau biro pilihannya Kades. Sikap Kades Surman Pasaribu ini tentu saja mengherankan warga dari Dusun Sungai Godang, Punti Kayu tersebut. Ada apa dibalik ke beratan kepala desa ini?

“Saya tidak bertanggungjawab kalau arus mati tiba-tiba ke pelanggan yang dipasang baru karena tidak sesuai pemasangan standard PLN,” ujarnya ketika rapat di warung Bapak Siahaaan yang dihadiri Bhabinkamtibmas dan Anggota TNI di Dusun Sei Godang, Kamis (16/4/2020).

“Apa alasan mu, kau masukkan seorang biro lain untuk memasang listrik di desa ini?” Tanya Surman Pasaribu kepada seorang warga dengan nada tinggi? Warga jadi sasaran Kades itu adalah Mangasa Situmorang yang juga penduduk desa Punti Kayu dan disaksikan oleh warga lainnya.

Adapun krologisnya masuknya biro lain yang memasang aliran listrik baru ke Desa Punti karena terlalu lama menunggu pemasangan arus listrik. Menurut warga, Derman Manullang ketika menyampaikan pendapat ditengah rapat tersebut, rumahnya telah lama dipasang instalasi dan diberi panjar Rp.1.000.000. Namun petugas pemasangan listrik baru tak kunjung datang.

Karena aliran listrik tak kunjung datang, kata Derman Manullang, pihaknya meminta  kembali uang panjarnya.

Menurut Derman Manullang, ketika itu uang masuk pelanggan untuk yang baru dikenakan biaya PLN Rp 3.500.000 untuk pemasangan 1300 watt.

Setelah uang dikembalikan oleh perwakilan biro lama, Derman akhirnya mendaftar ke biro baru beserta warga lainnya. “Kami juga membeli tiang besi secara gotong royong, jarak tiang sekitar 800 meter,” kata Derman Manullang.

Salah satu warga lain, Harjen Tumanggor menyebutkan bahwa pemasangan yang tak sesuai standar PLN bukanlah hanya satu titik.

“Kenapa Kepala Desa sibuk mempertanyakan pemasangan PLN yang tak penuhi standar? Bukan satu titik yang tak sesuai standar PLN yang lain ada, dan bahkan ada tiangnya dari kayu” ujar Harjen, Jumat (17/4/2020)

Ironisnya setelah warga mendapat pemasangan aliran listrik PLN, justru oknum Kades Surman Pasaribu sibuk beserta perwakilan biro pilihannya dan mengundang Bhabinkamtibmas yang juga keponakan kandung Surman Pasaribu. Hal itu jelas ada menimbulkan tanda tanya warga. Ada apa dibalik ini semua? (Mangasa Situmorang)

2 comments

  1. Ada udang dibalik bakwan.
    Maksud hati beliau biar sedikit pundi nya bisa terisi melalui proyek kecil2an ini..

  2. Ada udang dibalik bakwan.
    Maksud hati beliau biar sedikit pundi nya bisa terisi melalui proyek kecil2an ini..

Comments are closed.