Virus Corona

Awas, Covid-19 Belum Habis

Loading

Independensi.com – Kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab penularan wabah virus corona (corona virus diseases-2019/covid-19) mulai melambat dan yang sehat semakin bertambah.

Kita juga berterimakasih kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia yang dengan gigih mempertahankan kesehatan masyarakat menghadapi wabah tersebut.

Dan kita patut juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggal para dokter maupun para perawat dan petugas lainnya yang berjuang merawat para warga yang tertular covid-19 di berbagai rumah sakit menyebabkan mereka tertular juga.

Terimakasih juga perlu disampaikan kepada aparat keamanan TNI dan Polri serta aparat pemerintah lainnya yang tidak mengenal lelah mensosialisasikan agar warga menuruti protokol kesehatan dalam menyelamatkan dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Kita menyambut baik keterangan Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan covid-19, yang menjelaskan bahwa kasus covid-19 di DKI melambat setelah dilakukannya Pembatasan social Berskala Besar (PSBB), sebagaimana juga telah dilaporkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada Presiden Joko Widodo.

Pasien yang dirawat semakin berkurang, pasien yang sembuh bertambah dan warga yang wafat akibat covid-19 juga berkurang terbukti dari kurangnya warga yang dimakamkan dengan protokol kesehatan.

Bagaimanapun keadaan yang kita capai sekarang, itu bukan datang sendiri begitu saja tetapi itu semua atas kerja keras dari semua pihak terutama Pemerintah mulai dari perencanaan dengan memilih kebijakan dari banyak pilihan, dan berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita menghormati berbagai kritik sejak pengumuman pertama diumumkan telah ada warga Negara Indonesia yang terkena covid-19.

Berbagai analisa, komentar dan saran serta kritik mulai dari yang pedas sampai yang lembut terhadap kebijakan pemerintah. Dan, untuk itu kita menggarisbawahi pidato Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto di hadapan kadernya: “bahwa Pemerintah tidak akan mungkin mengambil keputusan yang merugikan rakyat, bangsa dan negara Indonesia”.

Di negara yang menganut demokrasi kiritk dan pengajuan pendapat adalah wajar, tetapi hendaknyalah kiritik itu yang membangun dan membangkitkan semangat.

Dalam mempercepat penanganan covid-19 kita percaya dengan pengalaman Letjen Doni Monardo sebagai pasukan khusus, yang berpatokan pada disipilin. Bila masyarakat  disiplin melakukan protokol kesehatan dengan dukungan “logistik” peralatan dan obat-obatan covid-19 akan dapt lebih cepat teratasi.

Kita berharap keterangan Ketua BNPB itu tidak disalah artikan oleh masyarakat, yang terjadi baru pelambatan kasus covid-19 di DKI, belum seluruh Indonesia, sehingga harus tetap waspada, tetap disiplin taat pada PSBB.

Kalau diibaratkan perang, suatu daerah tidaklah dapat disebut aman selama musuh itu masih ada di wilayah kita sekecil apapun itu, demikian juga kita jangan terus merasa aman pada hal masih ada yang terpapar, walaupun ada tren penurunan.

Dalam menghadapi covid-19 sebaiknya tidak ada anggapan bahwa ada daerah yang zona hijau, sebab yang belum semua daerah di Indonesia menerapkan PSBB, selama terbuka kemungkinan adanya orang luar masuk ke suatu daerah, tidak ada jaminan terbebas dari wabah covid-19, artinya jangan ada yang merasa “kebal” sehingga tidak perlu taat protocol kesehatan.

Kita masih menghadapi pergerakan penduduk setelah idul fitri, sebab setelah covid-19 berakhir, perrpindahan penduduk untuk mencari kerja juga akan terjadi sebagaimana mereka-mereka yang kemarin pulang kampung karena kehilangan pekerjaan.

Peranan pemimpim masyarakat, alim ulama tokoh partai kelihatannya masih perlu dimaksimalkan untuk mengingatakan warga masyarakat taat protokol kesehatan dengan berdiam di rumah, menggunakan masker, tidak berkumpul rajin mencuci tangan serta hidup sehat. Sebab tanpa disiplin serta tidak melangar PSBB.

Dalam penanganan covid-19 perlu belajar dari motto Pemadam Kebakaran “Pantang Pulang sebelum api padam, walaupun nyawa taruhannya”, sebaiknya para petugas yang berdiri di garda depan apapun tugas, fungsi dan tanggung jawabnya jangan lengah, sampai covid-19 itu hilang dari bumi pertiwi Indonesia.

Kita menundukkan kepala menghormati beberapa dokter dan para medis yang telah gugur bertahan memadamkan “api” covid-19, semoga keluarga kekasih yang mereka tinggalkan memperoleh penghiburan dari Allah Yang Maha Esa. (Bch)