TUBAN (Independensi.com) – Menjadikan suatu kebanggaan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Tuban, dengan disaksikannya secara langsung melalui video conference kegiatan tanam Padi di Desa Sugiharjo Kecamatan Tuban oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada tanggal 12 Mei 2020. Acara yang dihadiri oleh 2 Gubernur, 22 Bupati dan lebih dari 300 peserta dari Dinas Pertanian se Indonesia ini juga turut dihadiri oleh Bupati Tuban Fathul Huda dan didampingi oleh Dandim 0811 Tuban serta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Kabupaten Tuban.
“Pelaksanaan kegiatan ini bertepatan dalam suasana Bulan Suci Ramadhan dan dalam kondisi adanya Wabah Covid 19, namun tidak menyurutkan semangat para petani di Tuban untuk terus melakukan aktifitasnya,” ujar Fathul Huda saat mengikuti gerakan tanam di Desa Sugiharjo Kecamatan Tuban seluas 50 hektar dengan benih varietas Ciherang.
Fathul menjelaskan Kabupaten Tuban sebagai salah satu sentra lumbung pangan di Jawa Timur terus menggenjot produksinya. Selesai panen, langsung menginstruksikan Dinas Pertanian untuk segera meminta petani tanam lagi.
“Apalagi mengantisipasi musim kemarau, mumpung saat ini masih ada hujan,” ucapnya.
Sesuai harapan petani yang disampaikan pada acara Vidcon tersebut, untuk dapat lebih meningkatkan hasil produksi pangan di Kabupaten Tuban l, Fathul meminta kepada Mentan SYL agar dapat memberikan fasilitas sarana produksi alsintan, terutama alat panen (Combine) disamping sarana produksi. Seperti Pompa Air, Jaringan Pipanisasi, Traktor, Dryer dan sebagainya.
“Kami pun berharap agar adanya kebijakan harga cabe agar petani cabe di Tuban tetap memperoleh keuntungan yang layak,” tuturnya.
Kepala Dinas Pertanian Tuban, Murtadji menyebutkan Kabupaten Tuban surplus beras rata-rata pertahun mencapai 60 %, dengan produksi Gabah Kering Giling (GKG) rata-rata per tahun 613.520 ton setara beras 387.745 ton. Sedangkan produksi Jagung rata-rata per tahun 693.163 ton.
Targetnya tanam padi untuk bulan Mei 2020 sampai dengan Selasa kemarin mencapai 3.592 Ha. Dan diproyeksikan pada Bulan Mei ini mencapai luas 9.218 Ha sehingga Oktober 2019 sampai Mei 2020 total 85.535 Ha. Demikian pula dengan tanaman jagung, diproyeksikan luas tanam jagung bulan Mei seluas 9.791 Ha sehingga capaian Oktober 2019 sampai Mei 2020 sekitar 114.442 Ha.
“Produksi jagung di Tuban ini menjadi andalan di Jawa Timur karena kami jadi pemasok terbesar bahan baku industri pakan ternak, itulah yang mendasari kami ingin mengembangkan jagung ke arah kemandirian,” kata Murtadji.
Murtadji menjelaskan dalam upaya pengembangan jagung di Kabupaten Tuban, saat ini telah dilaksanakan program perbenihan jagung berbasis korporasi petani. Pelaksanaan program tersebut cukup berhasil, sebagaimana di sampaikan Bapak Bupati Tuban, bahwa kalau selama ini Tuban impor jagung, ke depan akan ekspor jagung.
“Direncanakan dalam waktu dekat bila Bapak Mentan SYL berkesempatan hadir, akan dilakukan launching ekspor benih jagung dari Tuban ke negara Philipina dan Timor Leste,” sebutnya.
Sementara itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo menegaskan persiapan pangan ini merupakan bagian dari solusi dimasa pandemi. Menghadapi kemarau yang panjang sesuai rekomendasi BMKG, setelah covid-19 akan ada krisis pangan dunia. Dengan adanya program ini, mudah-mudahan krisis pangan tdk menyentuh masyarakat indonesia.
“Saya berharap lahan-lahan yang ada setelah panen segera disiapkan kembali lahannya. Percepat momentum sarana prasarana seperti pupuk, bibit dan sarana pertanian lainnya,” cetus Syahrul.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan bahwa kegiatan korporasi benih ini sesuai arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo bertujuan untuk menyiapkan ketersediaan benih secara insitu sehingga dapat menekan biaya ongkos kirim (efisiensi input), kualitas dan mutu benih lebih terjamin. Sebab tidak melalui perjalanan distribusi yang panjang serta lebih adaptif terhadap lingkungan tumbuh dimana dikembangkan di daerah asalnya.
Suwandi juga mengapresiasi laporan dari Kadistan Tuban bahwa wilayah tersebut mampu menyerap KUR tertinggi se Jawa Timur sebesar Rp 51 Milyar sampai dengan 6 Mei 2020. Ia berharap Tuban mampu mencetak produsen benih jagung hibrida rakitan anak bangsa yang handal, mandiri, inovatif untuk memenuhi kebutuhan benih daerah tersebut.
“Ke depan tidak perlu lagi mendatangkan benih jagung hibrida dari luar Provinsi sehingga petani tepat waktu tanam sesuai kebutuhan petani,” ujarnya.(wst)