JAKARTA (Independensi.com) – Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA Indonesia) menggelar Diskusi Daring, Hari ini, Jumat (15/05/2020). Diskusi kali ini untuk yang ke empat kalinya digagas oleh PEWARNA INDONESIA. Dalam diskusi ini peserta diajak untuk mendengar pernyataan, masukan, kritik dan harapan dari beberapa Ketum Ormas Kristen dan Lembaga Kristen soal peluang Partai Kristen di pemilu 2024.
Diskusi yang dipandu oleh Ricardo Marbun Jurnalis Pewarna Indonesia berlangsung selama dua jam dan diikuti peserta dari beberapa daerah yaitu, Jawa Barat, Riau, DKI Jakarta, Banten, Sulawesi Utara, dan Papua berjalan cair dan dinamis.
Ketua PP Pewarna Indonesia Raya Desmawanto sebagai narasumber pertama dalam kesempatan tersebut melontarkan pertanyaan; Apakah Parpol Kristen menjadi kebutuhan atau keinginan? Dengan angka dan statistik berdasarkan hasil pemilu 2019, Raya mengungkapkan perlu adanya kajian dan penelusuran soal kehadiran Parpol Kristen di Pemilu 2024. Sehingga kehadiran Parpol Kristen jangan sampai menjadi bumerang atau memberikan dampak yang kurang baik. “Bagaimana kekuatan dan kelemahan Parpol Kristen, perlu kajian dan penelusuran lebih jauh”, ujar Raya.
Narasumber kedua, Ibu Alida Guyer, Ketua Umum Parkindo secara gamblang menyatakan bahwa Partai Kristen perlu sekalipun masih terdapat pro dan kontra terkait kehadirannya. Pada dasarnya orang Kristen harus ada dimana-mana untuk menggarami nilai-nilai Kristen dimanapun berada namun pada prakteknya, banyak politisi Kristen yang aktif di berbagai parpol nasionalis tidak terdengar suaranya dalam memperjuangkan kepentingan kekristenan.
“Alangkah baiknya umat kristiani memiliki satu wadah untuk memperjuangkan agenda-agenda politik dan kepentingan bersama dan orang banyak”, terangnya.
“Perlu sebagai parpol, karena banyak yang aktif tapi tidak begitu keluar suaranya untuk memperjuangkan kekristenan. Mereka lebih memperjuangkan Agenda partai dan ideologi partai. Kita lebih bisa memperjuangkan agenda-agenda politik untuk kepentingan kita bersama lewat Parpol Kristen”, terangnya lagi.
Ditambahkannya, melihat perkembangan kekristenan semakin tinggi, maka akan sangat penting ke depan, umat Kristiani memiliki parpol untuk meyalurkan aspirasi politik dan memperjuangkan nilai kristiani.
“Kedepan, menurut statistik, umat kristiani akan berkembang. Sebagai antispasi, kita harus siap-siap. Ini bukan sekadar statistic, tapi ini soal perjuangan nilai-nilai Kristiani. Untuk mempersiapkannya, harus dari sekarang!”, jelas Alida Guyer.
“Itu kebutuhan bukan karena keinginan. Menjadi kebutuhan untuk tempat menyalurkan nilai-nilai Kristen dalam suatu wadah politik. Suatu kebutuhan untuk memperjuangkan banyak hal sebagai bagian pelayanan kita bagi bangsa”, jelas Alida Guyer lagi.
Sementara itu, Ketua Umum Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Djasarmen Purba, menekankan soal lima tantangan Parpol Kristen saat berkontestasi dalam pemilu di Indonesia. Mulai dari ambang batas parlemen (parlemen threshold), persatuan umat Kristen yang sangat sulit, belum adanya figur tokoh Kristen yang mempersatukan, dukungan sinode dan lembaga serta ormas Kristen, dan juga pendanaan dipaparkan Ketum MUKI dalam diskusi ini.
“Bila tantangan ini bisa kita lewati dan jalankan, maka bisa kita adakan (kehadiran partai Kristen). Bagaimana tantangan-tantangan ini kita lewati perlu dipikirkan! Jangan sampai maju kalah, maju kalah, dan itu memalukan”, tuturnya.
Adapun Fredrik Pinakunary (Ketum PPHKI) mengajak peserta untuk melihat dari perspektif hukum berdasarkan pengalaman partai sebelumnya khususnya PDS. Menurutnya konflik yang terjadi di internal partai sangat mempengaruhi.
“Kalau kecil tidak bisa bersatu, bagaimanakah kita bisa solid meraih hal-hal yang besar mencapai parlemen threshold. Berdasarkan pengamatan saya, peluangnya masih kecil karena kesehatian belum ada dan seorang tokoh yang mampu menyatukan belum ada.,” sebutnya seraya melempar kritik sulitnya umat Kristen bersatu, padahal menurutnya, syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan butuh kekompakkan dan kesatuan.
Tak jauh berbeda dengan Ketum PPHKI, Hendrik Yance Udam (Ketum GERCIN), dengan tegas menyatakan pentingnya kesatuan dan kesatuan umat Kristen. Soal kehadiran Partai Kristen, tak segan ia menyatakan dukungannya karena baginya, umat Kristen harus mewarnai dalam perpolitikan Indonesia.
“Sejarah mencatat partai Kristen selalu hadir untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Animo semangat orang Kristen cukup tinggi, namun dibutuhkan persatuan dan kesatuan sehingga pemilu 2024 peluang Parpol Kristen ada! Kalau umat Kristen Indonesia bersatu”, pungkasnya.
“Umat Kristen harus mewarnai dalam perpolitikan Indonesia. Oleh sebab itu dibutuhkan partai Kristen. Namun juga, butuh kader-kader Kristen yang memiliki kesiapan mental untuk menjadi pemimpin-pemimpin bangsa ini. Kalau ada ide kreatif maka pemilu 2024, anak-anak Tuhan harus bersatu untuk berjuang lewat parpol”, pungkasnya lagi.
Narasumber berikutnya, Ketum FOKAN dan GMDM Jeffry Tambayong, lebih menyoroti soal karakter. Jeffry menegaskan bahwa perlu disiapkan kader-kader yang baik karena dengan karakter yang baik maka anak-anak Tuhan yang terjun dalam partai politik mampu jadi berkat bagi lingkungannya, bukan malahan sebaliknya, mempermalukan kekristenan.
“Partai Kristen sih yakin masih diperlukan. Namun perlu disiapkan kader-kader yang baik. Harus benar-benar siap! Pembentukan karakter dari anak-anak Tuhan harus jadi berkat bagi lingkungannya. Pilihlah kader-kader yang konsisten untuk jadi berkat. Tidak sekadar punya uang, jangan sampai mempermalukan Tuhan. Karakter berbahaya lainnya kalau cepat lupa”, terangnya sembari menceritakan pengalamannya saat ikut kampanye salah satu partai berbasis Kristen.
“Saya rindukan ada keterwakilan yang memberi dampak bagi lingkungan sehingga tidak hanya orang Kristen yang memilih dia, tapi orang lain juga (bukan Kristen) karena merasakan dampaknya bagi lingkungan. Kami juga siap mendukung kalau kader-kadernya konsisten menjadi berkat”, terangnya lagi.
Pentingnya kehadiran Parpol Kristen disampaikan Agus Susanto Ketum BAMAG LKK Indonesia. Dikatakannya bahwa peluang itu sangat besar, namun beberapa catatan perlu menjadi perhatian serius, supaya kehadiran Parpol Kristen dapat diterima, mengingat masih adanya anggapan bahwa politik itu tabu.
“Sejak Orde Baru kekristenan sudah lama meninggalkan soal Parpol. Sehingga saat ini ada anggapan politik itu tabu! Ini harus dibereskan terlebih dahulu”, tegasnya.
Hal lain yang disampaikan Ketum BAMAG LKK Indonesia adalah soal figur ketokohan yang memang dibutuhkan saat ini. Merujuk pada kehadiran tokoh-tokoh Alkitab seperti Yusuf dan Mordekhai, ia pun mengajak umat Kristen untuk berdoa sehingga Tuhan nyatakan figur yang dibutuhkan.
“Mari kita berdoa, masih ada waktu untuk Tuhan tunjukkan siapa orangnya. Kalau Tuhan nyatakan, akan ada seperti Yusuf dan Mordekhai”, ajak Agus Susanto.
Sementara itu, Lois Pakaila yang diberi kesempatan sebagai narasumber, dengan singkat menyatakan dukungan jika ada yang mendirikan partai Kristen. Hanya dengan beberapa catatan yang harus dipikirkan karena menurutnya pendirian partai Kristen, membutuhkan pertimbangan yang matang.
Sebelum clossing statement diberikan kepada para narasumber, beragam tanggapan, pernyataan dan pertanyaan peserta mewarnai dikusi daring yang menarik ini. Hampir semua peserta yang ikut menyatakan dukungan hadirnya partai Kristen di pemilu 2024 dengan beragam catatan, mulai dari pentingnya kesatuan, figur dan integritas pemimpinnya.
“Partai Kristen 2024 sangat dibutuhkan tapi harus pilih orang-orang yang tepat yang kapabilitas untuk menyuarakan kepentingan kekristenan”, ungkap Pdt. R. B. Rory dari Jakarta.
“Sangat mendukung hadirnya partai Kristen. Penting sekali tetap ada partai Kristen tapi punya figur yang dapat mempersatukan”, terang Dolfi Regah dari Minahasa Sulawesi Utara
Ada juga peserta yang memberikan pandangan berbeda soal hadirnya partai Kristen dalam pemilu 2024 nanti. Seperti Tjahjadi Nugroho, penasihat API, menurutnya jalan terbaik orang Kristen harus ada dimana-mana disemua partai politik.
Pada akhirnya, apresiasi dan terima kasih disampaikan narasumber dan peserta kepada Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA Indonesia) yang telah menyelenggarakan Diskusi Daring. Merekapun berharap Pewarna Indonesia bisa menjembatani adanya pertemuan tokoh-tokoh Kristen untuk membicarakan terkait kehadiran partai Kristen di peilu 2024.
“Kita memembutuhkan kedepan pembicaraan yang lebih mengerucut. Terima kasih kepada Pewarna yang sudah mensponsori acara ini. Saya berharap, Pewarna bisa menjembatani mengumpulkan tokoh-tokoh Kristen untuk pembentukan Parpol Kristen. Terima kasih Pewarna”, Ungkap Alida Guyer, Ketua Umum Parkindo.
“Saya mengucapkan terima kasih untuk pewarna selaku moderator acara meeting zoom ini, terima kasih juga kepada seluruh pembicara. Luar biasa! saya dapat banyak pencerahan, maju terus untuk kita semua dalam menyuarakan kebenaran Firman Tuhan. Salam Tuhan Yesus memberkati”, tutur Rimma Sitompul salah satu peserta diskusi daring.
“Salut utk Pewarna… Terima kasih utk para nara sumber. God bless”, tulis Dwight Mooddy.
“Terimakasih atas diskusi yang telah berlangsung dengan baik difasilitasi oleh PEWARNA”, sebut Pdt. Dr. Solider Siringoringo, S.E., Akt, M.A.
“Selamat buat Pewarna untuk terus diskusi Daringnya….Ora et Labora”, tulis Sahat Sinaga
“Muda-mudahan diskusi ini bisa jadi berkat bagi bangsa dan dunia”, ungkap Tjahjadi Nugroho, penasihat Asosiasi Pendeta Indonesia (API).