Mentan SYL mengatakan, optimasi lahan rawa merupakan jawaban untuk ketersediaan ketahanan pangan Indonesia di masa depan

Kalteng Dukung Intensifikasi dan Ekstensifikasi Lahan Rawa untuk Pangan Nasional

Loading

PULANG PISAU(Independensi.com)  – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan kunjungan kerja dengan meninjau lokasi Optimasi Lahan Rawa Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Dalam kegiatan yang berlangsung di Blok A Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau tersebut, Mentan SYL juga melaksanakan tanam padi serentak pada hamparan sawah seluas 104 ha dengan varietas Inpari 42, inpari 32 dan Hibrida Supadi.

Ketersediaan pangan untuk rakyat adalah suatu hal yang mutlak harus disiapkan oleh pemerintah. Dalam menjalankan perannya agar dapat berkontribusi dalam pembangunan nasional dengan baik.

“Kementerian Pertanian (Kementan) didukung oleh pemerintah daerah bertanggung jawab dalam penyediaan bahan pangan untuk masyarakat Indonesia,” ujar Mentan SYL, Jumat (15/5).

Lahan sawah eksisting seluas 7,4 juta ha telah dimanfaatkan dengan maksimal. Ditengah menurunnya luas lahan pertanian akibat alih fungsi lahan dan disisi lain pertumbuhan penduduk sangat pesat, maka perlu dilakukan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Lahan sebagai upaya menjamin peningkatan penyediaan stok pangan nasional.

Mentan SYL mengatakan, optimasi lahan rawa merupakan jawaban untuk ketersediaan ketahanan pangan Indonesia di masa depan, ditengah pertumbuhan penduduk yang semakin cepat sementara lahan pertanian makin terpinggirkan keberadaaanya.

“Indonesia memiliki potensi lahan rawa seluas 33.4 juta ha, salah satu kegiatan pengelolaan lahan rawa dalam upaya peningkatan produkstivitas serta peningkatan Indeks Pertanaman adalah melalui kegiatan Optimasi Lahan Rawa,” ungkap Mentan SYL.

Kementan mengalokasikan kegiatan Optimasi Lahan salah satunya di Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah seluas 9.500 Ha pada tahun 2019 dan 1.200 Ha pada tahun 2020. Luas Baku Sawah di Kabupaten Pulang Pisau sebesar 27.133 Ha dan sudah diolah sebesar 12.255 Ha pada tahun 2020 ini untuk beragam kegiatan dari Kementan.

“Maka ada potensi sekitar 7.376 Ha lagi untuk dioptimalkan untuk pengembangan produksi pertanian,” tambahnya.

Optimasi Lahan rawa sebagai bentuk intensifikasi lahan akan dilaksanakan kegiatan rehabilitasi infrastruktur irigasi pada saluran tersier, pengolahan lahan siap tanam, serta diberikan bantuan saprodi seperti Benih, Herbisida, Dolomit Pupuk Hayati dan Pupuk NPK untuk percepatan tanam dan bantuan Alsintan.

“Selain itu untuk ekstensifikasi lahan akan ada program cetak sawah baru yang untuk meningkatkan produksi pangan,” katanya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan terjadi peningkatan indeks pertanaman dan/atau produktivitas pertanian di lahan rawa, dari yang semula melaksanakan pertanaman satu kali dalam setahun menjadi dua kali dalam setahun. Selain itu melalui kegiatan optimasi lahan rawa diharapkan dapat memberikan tambahan pendapatan untuk petani setempat, melalui insentif tenaga kerja pada kegiatan perbaikan infrastuktur lahan dan air.

“Produktivitas pada lahan rawa di Kab Pulang Pisau ini dapat mencapai 5 ton/ha, maka jika kita serius mengoptimalkan potensi lahan maka kita tidak hanya memberikan nilai tambah bagi pertani dan namun turut menjaga ketersediaan pangan nasional,” kata Mentan SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, perbaikan sarana dan prasarana merupakan salah satu fokus program optimalisasi lahan rawa. Termasuk, perbaikan infrastruktur saluran air ke sawah serta ekstensifikasi lahan melalui cetak sawah baru.

Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat banyak kendala dalam peningkatan indeks pertanaman dan produktivitas lahan rawa seperti kesuburan lahan yang rendah dan kemasaman tanah yang tinggi, serta rezim air yang fluktuatif.

“Optimasi lahan rawa pertanian dilaksanakan dalam rangka perbaikan infrastruktur lahan dan air dengan prioritas pada kegiatan perbaikan tata air mikro, rehabilitasi atau pembangunan pintu-pintu air, serta peningkatan kualitas/kesuburan lahan rawa tersebut,” kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy menambahkan, dalam pencapaian keberhasilan program perlu dilakukan sinergitas antar semua pihak sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan utama dalam menediakan stok pangan nasional dapat terwujud.

“Melalui kegiatan Intensifikasi dan ekstensifikasi lahan rawa melalui optimasi lahan dan cetak sawah baru harapannya sawah –sawah rawa bisa ditanami sepanjang tahun sebanyak dua kali bahkan lebih dan luas baku lahan sawah dapat terus bertambah untuk menjaga produksi pangan” pungkasnya.(wst)