GRESIK (Independensi.com) – Tim Lajnah Falakiyah Rukyatul Hilal Nahdatul Ulama (LFRH NU), Kabupaten Gresik Jawa Timur yang melakukan pantauan bulan (hilal, red), untuk memastikan 1 Syawal 1441 Hijriah tidak berhasil melihat hilal.
Kegiatan yang berlangsung di Balai Rukyat Bukit Condro Dipo Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik itu. Diikuti juga oleh berbagai pihak dari perwakilan Kementerian Agama, Pengadilan Agama, Para Ulama dan sejumlah Ormas Islam.
Ketua LFRH NU Gresik H Chisni mengatakan bahwa pemantau hilal dilakukan tim LFRH dengan metode mata telanjang (tanpa alat) maupun dengan mengunakan teropong atau alat pemantau digital yang canggih.
“Pemantauan hilal untuk menentukan 1 Syawal 1441 Hijriah, yang kami lakukan dengan alat maupun tanpa alat yang dimulai sejak pukul 17.15 hingga 17.25 WIB itu. Tidak ada satupun petugas pemantau, yang berhasil melihat hilal,” ujarnya, Jum’at (21/5).
Posisi hilal (bulan) saat ini Ghurub atau masih di bawah ufuk, sehingga tidak terlihat. Maka, otomatis umur bulan Ramadhan istikmal 30 hari. Namun, untuk kepastian Idul Fitri 1 Syawwal 1441 Hijriah masih menunggu hasil sidang Itsbat dari Kementerian Agama RI,” tuturnya.
Di tambahkan H Chisni, hasil pemantauan yang telah dilakukan Tim LFRH NU Gresik. Sudah dikirim ke Kementerian RI, untuk dijadikan rekomendasi penentuan 1 Syawal 1441 Hijriah.
“Pada pelaksanaan pemantauan hilal saat ini, jumlah orang yang dilibatkan sangat dibatasi. Karena, dalam kondisi pandemi Covid-19 dan tim dalam melaksanakan tugasnya juga disesuaikan dengan protokol pencegahan Covid-19,” tukasnya.
“Tak hanya itu, kami juga melakukan live streaming melalui perangkat media digital, agar bisa disaksikan masyarakat luas,” pungkasnya. (Mor)
Diunggah oleh: Muhammad Reno