JAKARTA (Independensi.com) – Masyarakat dari berbagai kalangan mulai ramai mempertanyakan mengapa Siti Fadilah dikembalikan lagi ke penjara Pondok Bambu, Jakarta Timur yang saat ini sudah berisikan 50 orang positif Corona. Salah satunya dari pimpinan Gereja Baptis Indonesia, Pendeta Martinus Ursia kepada Pers, Senin (25/5)
“Kami terus berdoa supaya ibu tetap kuat menanti saat bebas Oktober. Walaupun sudah banyak yang berteriak sekarang juga bebaskan ibu. Tapi baik Yasona dan Jokowi tampak tetap menutup telinga, (tapi-red) toh rakyat (dengan-red) logika dan naluri kebenarannya sendiri,” tegasnya lewat pesan yang diterima pers.
Pendeta Martinus Ursia juga adalah Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Jawa Barat sejak 2008. Lengkapnya pesan tersebut seperti dibawah ini:
Ibu Fadillah yang terkasih,
Sejak hukum pesanan menjerat ibu, saya bersama kawan tetap yakin, ibu tidak salah tapi dikalahkan. Suatu rezim kapitalis internasional yang dikalahkan ibu dalam forum internasional terhormat, bermain licik dan jahat menggunakan perangkat hukum nasional kita.
Tapi bagaimanapun, emas tetaplah emas sekalipun diletakan didasar sumur. Benar kata paduka nabi Sulaiman, keadilan dan kebaikan mengangkat martabat bangsa , tapi dosa membuat bangsa menjadi hina (Amsal 14:34)
Kesedihan saya negara dan pemerintah kita tidak adil dan menzolimi keadilan. Indonesia begitu bermartabat, kita bisa dangak dan dada kita bisa tegap karena kita punya kesempatan menggulung kapitalisme farmasi saat ibu memimpin perjuangan.
Sebagaimana emas, tetap emas sekalipun ditaruh didasar sumur. Saya mendengar percakapan rakyat, tukang baso, penjual masker, petugas medis, pun para dokter di keempat RS Baptis yg saya ikut bantu pengawasan nya, mereka yakin ibu dikalahkan bukan bersalah.
Karena itu ibu, kami terus berdoa supaya ibu tetap kuat menanti saat bebas Oktober. Walaupun sudah banyak yg berteriak sekarang juga bebaskan ibu. Tapi baik Yasona dan Jokowi tampak tetap menutup telinga, toh rakyat logika dan naluri kebenarannya sendiri.
Akhirnya Bu, dihari yang baik ini, saya ucapkan mohon maaf lahir batin. Kiranya dihari kemenangan ini ibu menerima damai dan sukacita.
Rakyat sehat, negara kuat.
Pendeta Martinus Ursia
Bandung, JABAR.