PEKANBARU (Independensi.com) – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 13 Juli 2020 lalu telah membuka pembelajaran tahun ajaran baru 2020/2021. Namun yang diperbolehkan untuk melaksanakan belajar tatap muka, hanya daerah yang masuk zone hijau dari pandemi covid-19.
Sedangkan yang masuk zone kuning hingga merah, tata cara belajarnya menganut sistim pembelajaran jarak jauh (PJJ) menggunakan hand phone android atau sistim pembelajaran dalam jaringan (daring).
Ironisnya, sistim pembelajaran jarak jauh itu masih memiliki sejumlah kendala. Tidak sedikit para siswa yang pada akhirnya tidak bisa mengikuti kegiatan belajar disebabkan ketidak mampuan membeli alat penunjang, seperti hand phone android.
Lebih tragisnya lagi, kalau orang tua siswa memiliki hp,¸mereka juga dituntut untuk membeli paket. Parahnya lagi, jika hp android ada, paket tersedia, kendala yang dihadapi adalah masalah jaringan.
Mengatasi berbagai kendala dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar itu, Plt Kadisdik Kota Pekanbaru Dr Ismardi Ilyas menjawab pertanyaan Independensi.com melalui whatsaap mengatakan, satu-satunya jalan adalah mengusahakan belajar dengan tatap muka.
Khusus di wilayah Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, sudah direncanakan pembelajaran menganut sistim tatap muka satu kali dalam seminggu. Jika satu kali dalam seminggu lancar, baru kita tingkatkan menjadi dua kali.
Seyogianya, rencana pengajuan pelaksanaan belajar tatap muka sekali dalam seminggu itu sudah kita ajukan ke Pusat minggu lalu. Masalahnya, dalam dua minggu terakhir, banyak warga terpapar covid 19 yang membuat Pekanbaru kembali zone merah sehingga surat itupun urung kita kirimkan.
Ditanya seputar keluhan masyarakat terkait belajar menganut sistim daring membutuhkan jaringan internet, apakah tidak ada upaya Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Pemko Pekanbaru untuk membangun wifi disetiap wilayah yang dianggap lelet jaringan, menurut Ismardi Ilyas, pembukaan jaringan disetiap kelurahan perlu pengkajian secara konfrehensif, namun pendapat tersebut akan dijadikan sebuah pertimbangan.
Menyikapi banyaknya keluhan masyarakat terkait jaringan internet, menurut Pjs Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Muhammad Jamil, pihaknya akan memberi wacana jaringan internet di sejumlah layanan publik di kelurahan dan kecamatan yang bisa diakses masyarakat.
Wacana ini untuk membantu peserta didik karena kesulitan mengakses internet saat pembelajaran online. “Nanti kita lihat, kelurahan atau kecamatan mana yang mungkin punya jaringan internet untuk publik,” ujar Muhammad Jamil.
Dikatakan, nantinya, peserta didik kita himbau agar datang ke kelurahan atau kecamatan yang terdekat dari rumahnya, mereka bisa memanfaatkan jaringan internet yang ada untuk belajar. Selain itu kata Jamil, para peserta didik juga bisa memanfaatkan jaringan internet gratis di Komplek Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Pekanbaru.
Terkait rencana penerapan sistem belajar menganut sistim tatap muka sekali seminggu di sekolah belum diajukan, Jamil menyebut pengajuan sistem ini bakal dilaksanakan saat kondisi sudah kondusif. “Saat ini Kota Pekanbaru kembali menjadi zona merah karena kasus penyebaran Covid-19 masih tinggi,” ujar Muhammad Jamil.
Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sebagaimana dimuat antara, memperbolehkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dimanfaatkan untuk membeli pulsa murid-murid dan tenaga pendidik yang terkendala secara ekonomi dalam sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
“Dana BOS diperbolehkan digunakan untuk membeli pulsa anak sekolah, namun perlu di-sosialisasikan,” ujar Mendikbud yang mengakui kuota dan jaringan internet merupakan salah satu permasalahan utama yang ditemukan selama PJJ yang dilaksanakan di masa pandemi COVID-19. (Maurit Simanungkalit)