PEKANBARU (Independensi.com) – Sebanyak tiga puluh (30) ekor kawanan gajah liar merusak puluhan hektar kebun kelapa sawit milik masyarakat di Desa Pangkalan Gondai Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan, Riau. Hewan bertubuh gempal ini diketahui masuk perkebunan milik masyarakat sejak Kamis (6/8/2020) kemarin.
Keberadaan puluhan gajah liar masuk perkebunan warga ini, dibenarkan Camat Langgam Sugeng Wiharyadi. Sudah puluhan hektar kebun kelapa sawit milik warga dirusak. Namun hari ini (Jumat, 7/8/2020), pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau sudah berhasil menghalau gajah itu masuk habitatnya ke kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), ujar Sugeng Wiharyadi menjawab pertanyaan Independensi.com melalui telepon selulernya Jumat, (7/8/2020) siang.
Lebih lanjut Sugeng menjelaskan, pihaknya belum dapat memastikan keberadaan puluhan gajah liar itu, apakah dari hutan lindung Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) atau dari habitat lainnya di sekitar Langgam.
Namun begitu petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau yang bertugas di Pelalawan mengetahui keberadaan puluhan ekor gajah liar masuk perkebunan warga, mereka langsung datang menghalau, bekerjasama dengan petugas yang berada di kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) TNTN.
Hari ini, kita minta petugas BKSDA agar bertahan dulu di lokasi untuk memastikan kawanan gajah itu sudah keluar dari desa Gondai. Jangan sampai terjadi nanti masyarakat yang menghalau gajah liar itu dengan caranya sendiri. Saat ini, ke-tiga puluh ekor gajah liar itu sudah berhasil dihalau dan kembali ke habitatnya di sekitar HTI TNTN,” ujar Sugeng.
Sementara Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Provinsi Riau Andri Hansen Siregar kepada sejumlah wartawan Jumat, (7/8) di Pekanbaru menjelaskan, adapun penyebab kawanan gajah liar itu masuk hingga area perkebunan kelapa sawit milik warga, itu erat kaitannya karena daerah tersebut merupakan lintasan dari gajah sumatera.
Di Langkap Hutan TNTN itu memang ada 4 kawanan Gajah Sumatera yang berasal dari kantong Tesso Barat dan Kampung Tesso Utara.
Mereka biasanya bertemu dan selanjutnya berpisah seperti mencari makanan. Kerab terjadi kawanan gajah sumatera itu hingga memasuki kebun warga disebabkan kawasan itu lintasannya.
Dikatakan, Lanskap Hutan TNTN memang sangat luas, namun saat ini sudah banyak berobah fungsi menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit milik masyarakat hingga meliputi kawasan hutan produksi dan TNTN sendiri.
Apalagi Lanskap Tesso Nilo (TNTN) itu sangat luas, mulai dari Kabupaten Pelalawan hingga Lanskap Kabupaten Kuansing, didalamnya mencakup pemukiman warga masyarakat.
Sebagaimana diketahui, kawanan gajah sumatera itu pernah sampai memasuki area pemukiman warga masyarakat di Desa Sotol Kecamatan Langgam, dan itu terjadi akibat kawasan itu merupakan lintasan gajah sumatera.
Kita dapat memastikan bahwa kawanan gajah yang memasuki pemukiman di Desa Sotol beberapa bulan lalu, adalah gajah sumatera yang berasal dari kantong gajah Tesso Barat, ujar Hansen. (Maurit Simanungkalit)