Pemerintah Berburu Vaksin Corona ke Perusahan Farmasi Pfizer, Johnson & Johnson, dan Novafax

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pemerintah terus berburu vaksin Covid 19 ke sejumlah Negara dan perusahaan farmasi dunia, demi target vaksinasi massal yang rencananya mulai dilakukan awal tahun depan.

Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir mengungkapkan pemerintah terus mempercepat ketersediaan vaksin Corona. Pemerintah saat ini tengah menjajaki kerja sama vaksin dengan perusahaan farmasi lain seperti Pfizer, Johnson & Johnson, dan Novafax.

Saat ini, Bio Farma tengah melakukan kerja sama dengan Sinovac dan Kimia Farma dengan G42. Pemerintah juga melakukan penjajakan kerja sama dengan Genexine, CanSino dan AstraZeneca.

“Ditambah mekanisme kerja sama multilateral dengan UNICEF dalam kerangka COVAX Facility, yakni berupa jaminan akan kecepatan, ketersediaan, dan pengiriman vaksin, maka usaha kita untuk menyegerakan ketersediaan vaksin demi melindungi masyarakat sudah di jalur yang tepat,” kata Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Kamis (24/9/2020).

Dengan meningkatnya kasus COVID-19, pemerintah mengambil langkah dengan meningkatkan kemampuan testing specimen, menambah kesediaan tempat tidur, hingga mempercepat ketersediaan vaksin Corona.

Per Rabu lalu, pemeriksaan spesimen harian COVID-19 mencapai 38.181, melebihi standar WHO dan persentase pasien sembuh mencapai 73%.

“Pemerintah memastikan kebutuhan perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan terjaga dan menjaga ketersediaan fasilitas isolasi pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala. Contohnya Wisma Atlet untuk wilayah DKI Jakarta, dan hotel-hotel bintang 2 dan 3 di daerah. Sekaligus hal ini meringankan beban rumah sakit, mengurangi beban tenaga medis supaya tidak kewalahan dan kelelahan. Dan yang juga penting membatasi penyebaran virus dan penularan dari OTG,” papar Erick.

Selain itu, KPCPEN melakukan koordinasi dengan BUMN holding rumah sakit untuk mendorong standarisasi terapi kesembuhan pasien COVID-19.

“Standarisasi manajemen klinis dalam terapi kesembuhan pasien COVID-19 ini penting dilakukan agar para dokter di wilayah yang jauh dari kota-kota besar bisa mengikuti prosedur medis yang distandarkan dan ada rujukan dalam perawatan pasien, baik yang bergejala ringan, sedang, atau berat. Ini demi peningkatan kesembuhan pasien,” tambah Erick.