JAKARTA (Independensi.com) – Menindaklanjuti Peraturan Presiden (Perpres) No.43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Cipta Karya membangun dua pasar rakyat di Sumatera Barat.
Dua Pasar tersebut yakni, Pasar Atas Kota Bukittinggi yang telah selesai konstruksinya pada Desember 2019 lalu dan Pasar Rakyat Pariaman yang ditargetkan rampung pada Desember 2020 yang akan datang. Revitalisasi pasar ini dilakukan dengan meningkatkan fungsi pasar sebagai sarana perdagangan rakyat sehingga menjadi bangunan yang aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis (tidak kumuh).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, revitalisasi dan pembangunan pasar tradisional merupakan bentuk perhatian Pemerintah kepada para pedagang, agar pemulihan ekonomi pasca Pandemi COVID-19 dapat berjalan lebih cepat. Diharapkan dengan bantuan Pemerintah Pusat, harga sewa kios pasar yang baru tetap terjangkau.
“Konsep revitalisasi pasar diselaraskan dengan lingkungan dan nilai-nilai kearifan lokal. Seluruh kegiatan mulai dari tahap perencanaan hingga pembangunan melibatkan Pemerintah Daerah (Pemda),” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.
Revitalisasi Pasar Pariaman dimulai bersamaan dengan Puncak Peringatan Hari Nusantara di Kota Pariaman pada Desember 2019 lalu, ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) oleh Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama Walikota Pariaman Genius Umar. Pasar rakyat yang berusia lebih dari 100 tahun tersebut sudah mengalami beberapa kali kerusakan akibat gempa dan kebakaran.
Pasar tersebut saat ini dibangun kembali dengan konsep ramah lingkungan yang tahan gempa. Bangunannya nanti juga direncanakan tidak hanya untuk menjadi pasar rakyat, tetapi juga menjadi bagian layanan wisata karena lokasinya berada di pusat kegiatan kota dan dekat dengan Pantai Gandoriah.
Dengan rencana tinggi bangunan mencapai empat lantai, dilengkapi konstruksi atap dak beton sebagai shelter apabila terjadi bencana tsunami. Pasar Pariaman juga akan dilengkapi dengan ramp di sisi selatan bangunan agar dapat dimanfaatkan sebagai lokasi evakuasi.”Besar harapan kami, pasar ini bisa dimanfaatkan untuk peningkatan dan pemulihan situasi krisis ekonomi pada situasi pandemi COVID-19″ demikian disampaikan oleh Iwan Suprijanto, Direktur Prasarana Strategis Kementerian PUPR.
Pasar Rakyat Pariaman berlokasi di Jalan Sultan Syahrir, Kota Pariaman dibangun di atas lahan seluas 5.431 m2 dengan anggaran sebesar Rp. 89,74 miliar. Konstruksi dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung dengan progres mencapai 85,47 %.
Pada periode 2019-2020, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,7 triliun untuk membangun/merehabilitasi 21 pasar. Percepatan penyelesaian infrastruktur pasar dilakukan dalam rangka mendukung penyediaan fasilitas untuk memenuhi distribusi kebutuhan pokok.
Kriteria pembangunan pasar di antaranya yaitu diprioritaskan yang memiliki kontribusi terhadap perekonomian nasional/ regional, di atas tanah yang merupakan barang milik daerah atau dalam kewenangan pengelolaan pemerintah daerah. Selain itu tidak dalam status sengketa atau kasus hukum, tidak sedang diusulkan atau didanai dari sumber pendanaan Dana Alokasi Khusus, anggaran pendapatan dan belanja daerah, atau sumber lainnya dan dikelola oleh dinas dan/atau unit/kelembagaan yang membidangi urusan pasar. (wst)