DENPASAR (IndependensI.com) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan roadshow untuk menyamakan visi dan misi penanggulangan terorisme dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan ulama di Provinsi Bali. Upaya ini dilakukan untuk menyusun langkah pencegahan agar tidak terulang lagi aksi terorisme seperti Bom Bali 1 dan 2.
Dipimpin Sekretaris Utama (Sestama) Untung Budiharto dan Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Hendri Paruhuman Lubis, delegasi BNPT melakukan menyambangi rumah dinas Gubernur Bali di Denpasar untuk menggelar “Silaturahmi Kebangsaan BNPT RI Dengan Forkopimda Provinsi Bali Dalam Rangka Pencegahan Terorisme”, Senin (14/12/2020).
Selain Sestama dan Deputi 1, delegasi BNPT lainnya adalah Kepala Biro Umum (Karoum) Fanfan Infansyah, Direktur Pencegahan Ahmad Nurwakhid, dan Kasubdit Kontra Propaganda Sujatmiko. Dari Forkopimda Bali hadir Sekdaprov Bali Dewa Made Indra, Wakapolda Bali Brigjen Pol I Wayan Sunartha, serta jajaran Forkopimda Provinsi Bali dan Ketua FKPT Bali.
“Pertemuan dengan Forkopimda Bali ini adalah upaya untuk visi dan misi bersama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kebangsaan, salah satunya adalah persoalan radikal terorisme,” ujar Untung Budiharto.
Dari pertemuan ini, Untung berharap terjalin komunikasi yang akan memperlancar kegiatan penanggulangan terorisme, terutama pencegahan baik melalui pencegahan dini maupun awal terbentuknya kegiatan terorisme di Bali.
“Kami akan mencoba meramu kebersamaan melalui Silaturahmi Kebangsaan dengan Forkominda baik dari Pemda, Polisi, TNI, Kejaksaan, dan stakeholder lainnya untuk bersama-sama membuat suatu visi yang sama dalam pencegahan terorisme,” imbuhnya.
Mantan Direktur Operasi Basarnas ini mengungkapkan bahwa terorisme bukan persoalan baru bagi bangsa ini, terlebih bagi Provinsi Bali yang pernah mengalami dua kali serangan terorisme yang sangat besar yaitu pada tahun 2002 dan 2005. Menurutnya, sejak dulu gerakan ini telah menjadi benalu dan tantangan bagi keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dan berbagai strategi telah dijalankan mulai dari pendekatan militer hingga masa reformasi dengan pendekatan penegakan hukum.
Perlu Sinergi
Berdasarkan pengalaman, lanjutnya, dalam melaksanakan penanggulangan terorisme di Indonesia didapat satu kesadaran bahwa terorisme bukan sekedar aksi, tetapi yang lebih berbahaya dari fenomena terorisme itu adalah paham dan ideologinya. Penyebaran ideologi terorisme pun tidak mengenal batas teritorial dan usia. Bahkan tidak ada satu pun masyarakat yang bisa dikatakan imun dari paham dan ideologi terorisme ini, termasuk aparat pemerintahan baik sipil, anggota TNI maupun Polri.
Karena itulah, terang Untung, upaya penanggulangan terorisme ini tidak cukup jika hanya dilaksanakan oleh BNPT sendiri tapi diperlukan sinergi yang kuat antara BNPT, Kementerian/Lembaga, TNI, Polri, Pemerintah Daerah serta Satuan Wilayah dalam rangka melakukan deteksi dini, kesiapsiagaan dan penangkalan terhadap penyebaran paham radikal terorisme.
“Kegiatan Silahturrahmi Kebangsaan kali ini merupakan wujud komitmen kita bersama untuk saling bekerjasama dalam menanggulangi penyebaran paham radikal terorisme di Indonesia dan khususnya di Provinsi Bali ini,” tuturnya.
Sementara itu, Sekdaprov Bali Dewa Made Indra mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan “Silaturahmi Kebangsaan BNPT RI Dengan Forkopimda Provinsi Bali” ini. Menurutnya dengan kegiatan ini pihaknya bisa banyak bertukar informasi tentang potensi paham radikal yang bisai melahirkan terorisme di Bali.
“Ini pertukaran informasi yagn sangat baik karena BNPT menyampaikan informasi paham radikal yang potensial melahirkan terorisme, sementara kami di Bali juga memberikan informasi yang sama. Dengan demikian kita bisa menyusun startegi bersama ke depan dalam rangka pencegahan aksi terorisme di Bali yang menjadi kepentingan kita bersama,” kata Dewa Made Indra.
Setelah kegiatan “Silaturahmi Kebangsaan BNPT RI Dengan Forkopimda Provinsi Bali”, delegasi BNPT langsung bertolak ke Kabupaten Jembrana untuk menggelar kegiatan serupa. Bedanya kegiatan ini berupa “Silaturahmi Kebangsaan BNPT RI Dengan Keluarga Besar Pondok Pesantren Nurul Ikhlas” di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.
“Kehadiran BNPT di pesantren Nurul Ikhlas ini untuk memperkokoh silaturahmi dan membahas berbagai permasalahan tentang bagaimana pencegahan terorisme dilakukan di pesantren. Kita tahu bahwa pesantren itu sumber pengetahuan untuk bersama-sama membuat komitmen dalam penanggulangan terorisme di Indonesia sehingga kerjasama ini perlu dibangun dan ditindaklanjuti agar sosialisasi, diseminasi tentang bahaya terorisme itu bisa disebarluaskan kepada masyarakat, keluarga maupun para santri,” papar Sestama BNPT.
“Silaturahmi Kebangsaan BNPT RI Dengan Keluarga Besar Pondok Pesantren Nurul Ikhlas” dihadiri pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ikhlas KH Fathur Rahim dan para alim ulama dari Kabupaten Jembrana.
Menurut rencana, BNPT juga akan mengelar kegiatan serupa dengan para tokoh agama dari Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali.