JAKARTA (Independensi.com) – Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan bahwa tingginya kasus positif Covid-19 belakangan, bukan disebabkan munculnya varian baru virus Sars-Cov2 seperti yang muncul di Inggris. Hal ini kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, hal ini terbukti dari hasil pelacakan genum Sequencing oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
“Hasil pelacakan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyatakan bahwa jumlah whole genum sequencing yang telah dikumpulkan kepada GISIAID atau bank data influenza di dunia sebanyak 244, tidak ditemukan mutasi B117 sampai saat ini. Namun, jenis mutasinya sudah banyak ditemukan ialah berjenis D614G ,” tegas Wiku memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Kamis (21/1/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Oleh karena itu, untuk menekan peluang adanya mutasi virus Sars-Cov2, yang harus dilakukan ialah dengan menekan replikasi atau infeksi virus dengan menghambat laju penularan. Caranya dengan ketat menerapkan disiplin protokol kesehatan bagi masyarakat. Sehingga tidak ada ruang bagi virus untuk mereplikasi dirinya.
Untuk itu Wiku mengingatkan masyarakat jangan pernah lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, utamanya 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. Dan yang paling diharapkan jangan sampai masyarakat menjadi korban terpaparnya kasus Covid-19.
Dan diharapkan jangan sampai hal ini terjadi, dan masyarakat diminta untuk selalu berhati-hati dan waspada dimanapun berada. Karena kemunculan kasus positif bukan sekedar angka, namun sudah bermunculan dilingkungan terdekat dari masyarakat it sendiri.
“Jika kita lengah menjalankan disiplin provtokol kesehatan, maka cepat atau lambat kita sendirilah yang akan menjadi bagian dari angka penambahan kasus positif maupun berada di ruang perawatan Covid-19,” pesan Wiku.(wst)